Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Keistimewaan Puasa Ramadhan saat Pandemi Corona COVID-19

Novie Fauziah , Jurnalis-Sabtu, 25 April 2020 |00:05 WIB
Keistimewaan Puasa Ramadhan saat Pandemi Corona COVID-19
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
A
A
A

DIPERTEMUKAN kembali dengan Ramadhan merupakan salah satu anugerah terindah bagi umat Islam. Karenanya, pada bulan Ramadhan menjadi waktu dibukanya pintu maaf serta keberkahan yang melimpah. Apalagi saat pandemi virus corona (COVID-19) seperti sekarang ini. Jadi waktu yang tepat untuk berlomba meraih pahala.

Ketua Pengurus Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Robikin Emhas, mengatakan berkesempatan bertemu bulan Ramadhan itu anugerah luar biasa. Menurutnya, banyak keutamaan yang tidak didapati di bulan lain selain Ramadhan.

ramadhan

"Oleh karena itu, jangan biarkan Ramadhan berlalu tanpa makna. Mari gunakan Ramadhan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas penghambaan dan pengabdian. Agar kesalehan individual makin membaik dan kesalehan sosial nyata dirasakan umat manusia,” katanya kepada Okezone, belum lama ini.

Pria yang akrab disapa Kiai Robikin itu menambahkan, wabah COVID-19 jangan sampai dijadikan alasan untuk berhenti beribadah selama Ramadhan. Misalnya, meninggalkan kewajiban berpuasa dan ibadah wajib atau sunah lainnya. Terkecuali ada udzur atau halangan yang menyebabkan harus menunda hingga mengugurkan kegiatan ibadah tersebut.

“Perlu diingat, pendemi corona bukan merupakan sebab dan alasan yang dibenarkan agama untuk menggugurkan kewajiban puasa Ramadhan," imbuhnya.

Berbeda kalau orang sedang sakit atau bepergian jauh yang telah memenuhi syarat, atau orang lanjut usia yang tak mungkin lagi sanggup menjalankan ibadah puasa. Sehingga dapat mengganti puasa bulan Ramadhan dengan buasa di bulan lain atau membayar fidyah (denda).

Lebih lanjut, kata Kiai Robikin, ketika beribadah di masjid dan mushola untuk pelaksanaan sholat tarawih, misalnya, di masa pandemi corona ini dilaksanakan di rumah saja. Atau bisa juga sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing.

Demikian halnya tadarus Alquran dan berbagai ibadah sunah lainnya, termasuk sholat Idul Fitri juga diperkirakan untuk tahun ini ditiadakan. Karena dengan alasan demi kemaslahatan umat untuk mencegah terjadinya penularan corona COVID-19 lebih luas.

“Kami juga menyerukan agar memperbanyak sedekah bagi yang mampu, dan tetap berkirim doa kepada ahli kubur atau para leluhur yang sudah mendahului kita tanpa harus beramai-ramai pergi ziarah ke kuburannya,” ucapnya.

Selain itu, buka puasa dan sahur pun cukup dilakukan di rumah masing-masing. Tak perlu menggelar buka puasa bersama dan sahur on the road seperti tahun-tahun sebelumnya.

Akan tetapi jika memiliki rezeki yang berkecukupan atau lebih, dianjurkan untuk menyisihkan dan menyedekahnnya kepada orang-orang yang membutuhkan. Misalnya, membagikan bantuan berupa uang atau sembako.

Kemudian hal yang harus diingat, salah satu tujuan syariat (maqashid syari’ah) adalah menjaga atau melindungi jiwa manusia. Maka dari itu masyarakat diimbau untuk menjaga dan saling peduli, termasuk peduli akan kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

“Menahan laju dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 harus menjadi ikhtiar bersama, baik ikhtiar batin maupun lahir, sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing,” katanya.

“Pandemi ini bencana global. Pasti berdampak pada seluruh sektor dan sendi-sendi kehidupan. Mari bersatu. Ikuti keputusan dan kebijakan pemerintah. Sudah banyak contoh sikap-sikap bebal dengan menentang protokol kesehatan yang justru makin memperburuk keadaan,” pungkasnya.

(Dewi Kurniasari)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement