Hal ini ia lakukan bukan tanpa paksaan. Niatnya pun semata-mata hanya untuk menghargai orang lain yang tengah berpuasa.
Selama menjalani puasa Ramadhan, banyak hikmah yang bisa ia petik. Puasa Ramadhan juga tak membuatnya sakit atau malah merasa kekurangan, bahkan ia merasa jauh lebih baik.
Hidupnya pun jadi lebih disiplin. Makannya teratur, tidak ngemil sembarangan, dan yang luar biasanya Ayesha menjadi pribadi yang lebih dermawan kepada sesama.
"Ramadhan benar-benar mengajarkan saya arti hidup yang sebenarnya. Saya merasa tenang sekarang dan sangat bahagia," katanya.
Sampai akhirnya empat bulan setelah Idul Fitri, Ayesha meminta kepada sahabatnya untuk menuntun dia ke jalan Allah SWT. Ya, Ayesha memilih untuk menjadi mualaf, beriman kepada Allah SWT.
Setelah itu, kehidupan Ayesha benar-benar berubah. Tak ada hari tanpa membaca Alquran dan dari situ ia mendapat sesuatu yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya. Di dalam Alquran dikatakan bahwa Allah Maha Pengampun dan setiap kali ia beribadah pada Allah, Ayesha merasa seperti terlahir kembali.
Hal pertama yang ia rasakan adalah ketenangan jiwa. Ia merasa Allah SWT benar-benar dekat dengannya dalam setiap ibadah yang dikerjakan. Selain itu, ia pun merasa hidupnya lebih teratur dan itu mmebawa dampak luar biasa dalam menjalani hari.
Bagaimana dengan respons keluarga? Keluarga Ayesha menetap di India dan setelah tahu jika dia sekarang mualaf, keluarga awalnya kaget. Tapi, seiring berjalannya waktu dan Ayesha tak pernah putus memberikan pengertian dan pemahaman mengenai Islam, keluarganya pun kini senang dengan keputusan tersebut.