Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Lebaran Itu Tidak Ada

Lebaran Itu Tidak Ada
A
A
A

Kecelakaan besar itu adalah ketidakmampuan kita berintrospeksi di sepanjang jalan kembali menuju Allah SWT. Jika Ramadhan demi Ramadhan adalah perhentian kita, stasiun-stasiun pengembaraan, puasa menjadi guyuran air yang membersihkan noda dan kotoran sepanjang jalan.

Ramadhan itu lokus istirahat, tempat mengisi ulang baterai iman, dan persinggahan untuk menyusun peta jalan hidup lagi. Celaka bila kita keluar beranjak darinya, jiwa dan batin kita masih kotor, baterai iman kita masih soak, dan peta jalan hidup kita masih semrawut.

Kita hanya mampu ikut mengamini doa-doa Jibril, seperti Nabi Muhammad SAW mengamininya berbelas-belas abad yang lalu. Rugi dan celakalah kita bila Ramadhan kita tinggalkan tanpa ada dosa yang dikurangi, tanpa ada keburukan yang direduksi, tanpa ada sikap negatif yang dikikis, dan tanpa ada kezaliman yang dieliminir.

(Baca Juga : Idul Fitri, Ini Pesan Raja Salman untuk Umat Islam)

Rugi dan celakalah kita bila Ramadhan kita tinggalkan masih dengan lisan dan jari yang gemar mencela, hati yang masih kerap mendengki, pikiran yang penuh prasangka, perut yang disuapi makanan haram, dan jiwa yang masih berkawan karib dengan syahwat. Jika itu yang terjadi, kita tak punya hak untuk mencapai Lebaran yang hakiki.

Semoga saja, Lebaran kita bukan fatamorgana. Di depan sana, kita masih terus berupaya sadar bahwa dosa-dosa kita menumpuk, kesalahan-kesalahan kita menghampar; dan kita tak pernah boleh merasa lelah untuk menempuh jalan istighfar.

Oleh: dr. Ahmad Fuady, M.Sc.-HEPL

Peneliti di Erasmus University Medical Center, Rotterdam, Belanda. Penulis buku “Negeri Sukun: Kelakar Sang Kiai untuk Negeri”

(Muhammad Saifullah )

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement