CORONA virus disease atau covid-19 melanda hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi wabah penyakit ini. Pemerintah pun memberikan sejumlah imbauan kepada masyarakat agar terhindar dari virus corona, baik secara fisik maupun nonfisik.
Secara fisik bisa berupa menjaga jarak di antara sesama (social and physycal distancing), sering-sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, hindari menyentuh mata dan hidung, selalu mengenakan masker, segera ganti pakaian dan mandi sepulang dari bepergian, hingga sering membersihkan benda-benda yang sering disentuh.
Sementara penanggulangan secara nonfisik, sebagai seorang Muslim, yakni menempuh jalur syari, tentunya harus bersumber dari petunjuk Allah Subhanahu wa ta'ala dan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang sahih.
Mengutip dari Rumaysho, Rabu (27/5/2020), terdapat doa untuk berlindung dari penyakit menular dan setiap penyakit jelek:
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ
Alloohumma innii ‘auudzu bika minal baroshi wal junuuni wal judzaami wa min sayyi-il asqoom.
Artinya: "Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra, dan dari segala keburukan segala macam penyakit." (HR Abu Daud Nomor 1.554; Ahmad, 3: 192, dari Anas radhiyallahu ‘anhu. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih)
Sementara Syaikh Dr Shalih bin Abdullah al Ushaimi hafizhahullah, ulama besar dan pengajar tetap di Masjidil Haram serta Masjid Nabawi Arab Saudi, dalam buku ‘Ushul Sittah fil Iftiqar ilallah fisy Syiddah’ atau 'Enam kaidah dalam mewujudkan perasaan fakir/butuh kepada Allah dalam kondisi musibah yang sangat berat', menyatakan ada kaidah yang diajarkan Islam ketika tertimpa kesulitan dan musibah wabah penyakit semacam virus corona ini.
Berikut pemaparannya, seperti dinukil dari Muslim.or.id:
Kaidah pertama. Setiap Muslim harus meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala telah menakdirkan segala sesuatu. Allah berfirman:
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Artinya: "Dan Allah menciptakan segala sesuatu dan menetapkan takdirnya dengan sebenar-benarnya." (QS Al Furqan: 2)
Maka itu, kita mengimani takdir Allah ini dan menghadapi musibah yang menimpa dengan kesabaran.
Kaidah kedua. Umat Islam wajib menyempurnakan tawakal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan menyandarkan segala urusan kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya: “Katakanlah; Tidak akan menimpa kami kecuali apa-apa yang telah ditetapkan Allah menimpa kami, Dia-lah penolong bagi kami. Dan kepada Allah semata hendaknya orang-orang mukmin bertawakal." (QS At Taubah: 51)
Kaidah ketiga. Umat Islam harus kembali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan bertaubat kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Artinya: "Telah tampak kerusakan di daratan dan di lautan disebabkan ulah tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian akibat dari apa yang mereka kerjakan, mudah-mudahan mereka kembali/bertaubat." (QS Ar-Rum: 41)
Kaidah keempat. Kaum Muslimin wajib menempuh sebab-sebab (upaya nyata) untuk menghindar dari wabah.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
Artinya: "Dan janganlah kalian dengan sengaja menjerumuskan diri kalian menuju kebinasaan." (QS Al Baqarah: 195)
Misalnya dengan tidak mendatangi tempat-tempat yang terkena wabah dan melakukan upaya-upaya fisik (secara medis) untuk terhindar atau selamat dari wabah atau penyakit tersebut.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran