HAKIKAT manusia adalah mencari kebahagiaan. Tapi, sering kali tidak menemukannya meski sudah memiliki segalanya; harta, uang, kedudukan, dan lainnya. Kunci kebahagiaan sesungguhnya adalah saat hati dekat dengan Allah SWT.
Dosen IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang juga penulis buku-buku motivasi Islam, Dr. Didi Junaedi dalam kolomnya di laman jaringansantri.com mengisahkan suatu ketika Ibnu Abbas, sahabat yang setia ‎melayani Rasulullah SAW pernah ditanya oleh para ‎tabiin tentang hakikat kebahagiaan.
Beliau menjelaskan bahwa ada tujuh ‎tanda kebahagiaan hidup seseorang di dunia:
Pertama: Hati yang selalu bersyukur (Qalbun Syakirun). ‎Seseorang yang memiliki hati yang selalu bersyukur atas apa yang Allah ‎berikan kepadanya, akan selalu merasa bahagia. Dia sadar sepenuhnya ‎bahwa Allah Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya.‎
Seseorang dengan hati yang penuh syukur akan ‎selalu merasa bahagia menjalani hidup ini, apa pun kondisi yang tengah ‎dialaminya.‎
Baca juga:Â Amalkan Doa Ini Usai Sholat Subuh, Semoga Rezeki Makin Lancar
Kedua: Pasangan hidup yang baik (al-Azwaj ash-Shalihah). ‎Kehidupan rumah tangga akan berjalan harmonis ketika sepasang suami ‎istri salih dan salihah. ‎Ada kedamaian dan ketenteraman di dalam rumah yang dihuni ‎oleh sepasang suami istri yang dilandasi pondasi keimanan dan ‎ketakwaan. Saling asah, asih, asuh menjadi ciri kehidupan rumah tangga ‎yang baik. ‎
Suami sebagai imam dan kepala keluarga menjalankan perannya ‎dengan baik. Memberikan nafkah yang halal, memenuhi kebutuhan ‎keluarga, menjadi panutan di dalam rumah tangga bagi istri dan anak-‎anaknya. Seorang istri berperan mengurus rumah tangga, menjaga ‎kehormatan dirinya, mendidik anak-anaknya, mendampingi dan ‎melayani suaminya dengan penuh ketulusan dan keihklasan. Betapa ‎bahagia kehidupan rumah tangga yang demikian ini.‎
Baca juga:Â Wanita Berusia 70 Tahun Jadi Mualaf Setelah Lihat Putrinya Sujud
Ketiga: Anak-anak yang saleh (al-Aulad al-Abrar). Anak-anak ‎saleh yang taat beribadah kepada Allah, berbakti kepada kedua orang ‎tua dan bermanfaat bagi sesama adalah permata indah yang akan ‎menghiasi kehidupan kita. Bahkan, kelak ketika kita sudah ada di alam ‎barzakh pun, doa anak-anak saleh tersebut akan terus menerangi ‎kehidupan kita di alam baka sana. Sungguh, anak-anak saleh adalah ‎salah satu sumber kebahagiaan di dunia ini dan di akhirat nanti.‎
Keempat: Lingkungan yang baik (al-Bi’ah ash-Shalihah). ‎Lingkungan tempat tinggal kita, tempat kita bergaul dengan masyarakat, ‎tempat kita menghabiskan hidup akan turut menentukan kebahagiaan ‎kita. ‎
Lingkungan yang baik dan kondusif untuk kehidupan kita, ‎lingkungan yang nyaman untuk kita menjalankan aktivitas duniawi ‎‎(bekerja, mencari nafkah, bergaul) dan ukhrawi (beribadah, beramal ‎saleh) akan menjadikan hidup kita penuh kebahagiaan. ‎
Bersahabatlah dengan orang-orang saleh yang akan mengajak ‎kita kepada kebaikan dan mengingatkan kita ketika berbuat salah. Jika ‎kita berada di lingkungan seperti ini, berbahagialah!‎
Kelima: Harta yang halal (al-Mal al-Halal). Tidak dapat dipungkiri ‎bahwa memiliki harta adalah keinginan setiap manusia. Dengannya kita ‎bisa memenuhi kebutuhan hidup ini, mulai dari kebutuhan primer, seperti ‎sandang, pangan dan papan, kebutuhan sekunder berupa perabot rumah ‎tangga serta perangkat teknologi, hingga kebutuhan tersier seperti ‎berlibur, rekreasi dan sebagainya.‎
Namun demikian, Islam sangat menekankan pentingnya cara ‎memperoleh harta dengan jalan yang baik dan benar sesuai syariat ‎Islam. Dengan kata lain, Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ‎harta yang halal. Harta yang halal meskipun sedikit jauh lebih baik dan ‎berkah daripada harta yang banyak dan berlimpah tetapi diperoleh ‎dengan cara-cara haram.‎
Kebahagiaan hidup itu bukan tergantung pada kuantitas harta ‎kita, banyaknya materi yang kita miliki, tetapi pada kualitas harta yang ‎kita miliki.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran