PERWIRA Pembinaan Mental Detasemen Markas (Bintal Denma) Mabes TNI, Ustadz Jayadi atau akrab disapa Ujay mengatakan, sudah seharusnya umat Islam di masa sekarang melestarikan tradisi dan budaya yang telah diwariskan oleh para ulama terdahulu.
“Para ulama terdahulu berpesan, memberikan pesan agar menjaga dan melestarikan tradisi, budaya ataupun kearifan lokal Nusantara. Salah satu tradisi yang sering kita jumpai, dan juga kita ikuti yaitu tradisi Yasinan,” ujarnya kepada Okezone, Kamis (9/7/2020).
Menurut ustadz Ujay, budaya tersebut mengandung pesan di dalamnya, yakni setiap kali menggelar pengajian atau pembacaan Surah Yasin, maka akan mengingatkan umat agar gemar membaca Alquran.
Ayat pertama yang diwayuhkan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam adalah perintah membaca. Sedangkan saat itu Nabi sendiri tidak bisa membaca dan menulis.
“Tapi kenapa Allah perintahkan membaca, para mufassir menyampaikan bahwa yang dibaca tidak mesti berbentuk tulisan. Situasi kondisi di depan kita sekitar kita itu juga perlu dibaca, sehingga dalam Alquran ada ayat-ayat kauniyah dan qouliyah,” terangnya.
Baca juga: 3 Wilayah di Korsel Ini Sediakan Masjid bagi Warga Muslim
Ayat qauliyah terhimpun dalam satu mushaf Alquran, yakni diawali Surah Al-Fatihah dan diakhiri surah An-Naas. Ketika dibaca maka akan mendapat pahala dan syafaat kelak di hari kiamat. “Alquran akan berikan syafaat kepada pembacanya di hari kiamat,” tuturnya.
Sedangkan salah satu contoh ayat contoh kauniyah, yaitu NKRI, di mana memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini persis yang digambarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala yaitu: "Ya ayyuhannasu inna ja'alna,"
“Allah ciptakan manusia dari laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikannya berbangsa. Inilah yang harus dibaca oleh para generasi muda, yang sekarang ini banyak kelompok yang tonjolkan perbedaan bukan persamaan sehingga dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan,” ucapnya.
Oleh karenanya dengan memahami ayat kauniyah ini masyarakat diharapakan sadar, bahwa Indonesia diciptakan memiliki penduduk yang majemuk, beda-beda suku, bangsa bahasa, adat istiadat dan agama. “Tapi punya satu tujuan, yakni ingin mewujudkan rasa perdamaian dan kesejahteraan,” pungkasnya. (put)
(Muhammad Saifullah )