Ghazali juga menceritakan, sehari sebelum kepergian anaknya ia mendapatkan firasat bahwa ada yang janggal. Muammar minta diadakan acara ulang tahun, walau tanggal lahirnya adalah 7 Agustus.
"Dia mendesak kami agar dibuat lebih awal. Katanya dia tidak sempat kalau acara tersebut dibuat pas hari ulang tahunnya. Pada malam itu, dia bilang kue itu yang terakhir dia makan, setelah ini tidak dapat makan lagi," ucapnya.
Kemudian keesokan harinya Muammar mengalami kecelakaan, padahal saat itu ia hendak pergi menjadi guru ngaji. "Motor yang dinaikinya bertabrakan dengan sebuah kendaraan, hingga menyebabkan bahunya patah dan kepala luka parah," terangnya.
Muammar meninggal dunia dalam keadaan baik, seperti yang dipaparkan di atas ia rajin ibadah, penyanyang, jadi guru ngaji, hingga meninggal dalam keadaan wajahnya tenang.
(Salman Mardira)