Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Banjir Menerjang Luwu Utara, Ini Doa ketika Bencana Alam Melanda

Hantoro , Jurnalis-Rabu, 15 Juli 2020 |13:38 WIB
Banjir Menerjang Luwu Utara, Ini Doa ketika Bencana Alam Melanda
Ilustrasi doa. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

WILAYAH Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, diterjang banjir bandang pada Selasa 14 Juli 2020. Sejumlah kerusakan material terjadi akibat musibah ini. Kemudian Basarnas Makassar menyatakan jumlah korban akibat banjir tersebut sebanyak 66 orang, rinciannya 10 orang sakit, 10 orang meninggal dunia, dan 46 warga dalam pencarian.

Menyikapi adanya bencana alam yang melanda, umat Islam hendaknya tetap bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Caranya adalah banyak berzikir dan berdoa kepada Allah Ta'ala.

Baca juga: Jika Allah Maha Pengasih, Mengapa Kejahatan Ada? 

Sebagaimana dikutip dari Muslim.or.id, Rabu (15/7/2020), Ustadz dr Raehanul Bahrain menjelaskan bahwa saat banjir bandang dan bencana alam lainnya menerjang sebaiknya memperbanyak membaca doa sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ, وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ, وَفَجْأَةِ نِقْمَتِكَ, وَجَمِيعِ سَخَطِكَ

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari lenyapnya nikmat-Mu, dari beralihnya keselamatan (yang merupakan anugerah)-Mu; dari datangnya siksa-Mu (bencana) secara mendadak, dan dari semua kemurkaan-Mu." (HR Muslim)

Ia menjelaskan, maksud kata-kata (فَجْأَةِ نِقْمَتِكَ) "siksa yang tiba-tiba" adalah bencana dan musibah yang datang tiba-tiba. Hal ini lebih parah dari bencana yang tidak datang tiba-tiba.

Syaikh Abdul Mushin Az-Zamili menjelaskan:

ﻓﺠﺄﺓ ﺍﻟﻨﻘﻤﺔ ﺃﻭ ﻓﺠﺎﺀﺓ ﺍﻟﻨﻘﻤﺔ ﻣﻦ ﺑﻼﺀ ﺃﻭ ﻣﺼﻴﺒﺔ ﻳﺄﺗﻲ ﻋﻠﻰ ﻓﺠﺄﺓ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﺇﺫﺍ ﺳﺒﻘﻪ ﺷﻲﺀ ﺑﺄﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻓﺠﺄﺓ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﻮﻥ ﺃﺧﻒ

Artinya: "Siksa yang tiba-tiba yaitu berupa bencana atau musibah yang datang secara mendadak. Tentunya berbeda dengan musibah yang didahului oleh sesuatu (sebagai awalnya semisal penyakit) dan tidak mendadak, hal ini lebih ringan perkaranya." (Syarh Bulughul Maram)

Baca juga: Cantiknya Sarah Al Amiri, Ilmuwan Arab di Balik Misi ke Mars 

Dijelaskan bahwa bencana seperti gempa, banjir, dan musibah lainnya akan menghilangkan nikmat. Ini bisa jadi merupakan teguran dari Allah Subhanahu wa ta'ala.

Guna menghindari terjadinya musibah dan bencana alam hendaknya benar-benar dipahami bahwa sebab terjadinya akibat kesalahan yang dilakukan oleh manusia.

Hendaknya umat melakukan muhasabah dan segera kembali kepada Allah Subhanahu wa ta'ala agar terhindar dari hilangnya nikmat dan datangnya bencana.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Artinya: "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS Asy Syura: 30)

Baca juga: Ini Lho Hukumnya Mengeringkan Air Bekas Wudhu di Tubuh 

Ilustrasi doa. (Foto: Shutterstock)

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement