MENUNTUT ilmu adalah kesibukan yang paling layak untuk mengisi waktu. Ilmu juga merupakan hadiah yang paling pantas untuk diperlombakan bagi orang-orang berakal. Pasalnya, ilmu akan menghidupkan hati dan menyucikan amal.
Pahala yang besar yang telah dipersiapkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala kepada para penuntut ilmu syari adalah surga. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: "Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim Nomor 7028)
Baca juga: Plt Gubernur Aceh Temui Dubes Arab Saudi Bahas Kuota Haji
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam berfirman:
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبُ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ
Artinya: "Barangsiapa keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia kembali." (HR Tirmidzi Nomor 2323, Ibnu Majah Nomor 4112. At Tirmidzi berkata: 'Hadis ini hasan gharib)
Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya: "Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap Muslim laki-laki maupun Muslim perempuan". (HR Ibnu Abdil Barr)
Menuntut ilmu agama termasuk amal yang paling mulia, dan ia merupakan tanda dari kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: "Orang yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan kebaikan akan dimudahkan untuk memahami ilmu agama." (HR Bukhari dan Muslim).
Sebab dengan ilmu agama, seorang Muslimin akan mendapat pengetahuan dan mengetahui amal salih yang harus dicapainya.
Dikutip dari Muslim.or.id, Senin (20/7/2020), Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin Radhiyallahu anhu menjelaskan bahwa jalan yang ditempuh untuk menuntut ilmu ada dua macam, yaitu jalan yang konkret (hissiyyah) dan jalan yang abstrak (ma'nawiyyah).
Maksud jalan konkret adalah jalan yang ditempuh seseorang menuju majelis ilmu, baik ke masjid atau tempat-tempat lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan jalan yang abstrak adalah seseorang berjalan dengan pikirannya untuk memikirkan atau merenungkan Kitabullah dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, baik dengan mengkaji Alquran dan hadis-hadis Rasulullah secara langsung melalui ilmu tafsir dan hadits, atau mengkaji Alquran serta hadis-hadis Rasulullah secara terpisah dengan mempelajari kitab-kitab fikih, akidah, tauhid, dan sebagainya.
Seseorang juga bisa menelaah dan mengaji kitab-kitab para ulama, karena para ulama telah mencurahkan usaha yang besar untuk menyebarkan Kitabullah dan sunah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan pemahaman yang benar.
Baca juga: 4 Hikmah Bersedekah Sesuai Hadis Nabi Muhammad