DALAM kehidupan nyata, hijrah bisa bermakna perpindahan dari kemungkaran kepada ketakwaan, dari keterbelakangan kepada kemajuan, dari hal mudarat kepada yang manfaat, dan juga dari peradaban jahiliah ke peradaban yang bermartabat.
الذين ءامنوا وهاجروا وجاهدوا في سبيل الله بأموالهم وأنفسهم أعظم درجة عند الله , وأولئك هم الفائزون
"Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS At-Taubah: 20)
Baca juga: Menag Puji Habib Novel Alaydrus Jaga Kerukunan Umat Beragama
Dalam kitab suci Alquran tidak kurang dari 31 kata yang berasal dari kata Hajara atau Hijrah. Dari jumlah itu sekira 6 ayat yang menyebutkan kata Hajaruu (orang-orang yang berhijrah) bergandengan dengan kata Aamanuu (orang-orang yang beriman) dan Jahaduu (orang-orang yang berjihad).
Ayat yang dikutip tersebut adalah salah satunya. Belum lagi kata Hajaruu diiringi dengan kata Fillah (karena Allah) atau Fi Sabiilillah (di jalan Allah).
Di sisi lain, keimanan tidak selamanya diukur berdasarkan jumlah ibadah seorang kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Meskipun ada orang yang percaya kepada Tuhan dan rajin beribadah, baik ibadah wajib maupun sunah, belum tentu apa yang dilakukan itu menunjukan kesempurnaan iman. Sebab, Islam tidak hanya meminta umat percaya kepada Tuhan, kemudian beribadah terus-menerus, tetapi juga meminta peduli dengan lingkungan serta masyarakat sekitar.
Sesungguhnya keimanan berkait dengan kepekaan sosial. Semakin tinggi derajat keimanan seorang seharusnya tingkat sensitifnya terhadap problem keumatan juga semakin meninggi. Hal ini tercermin dalam diri Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Selain tekun beribadah, Beliau juga terlibat aktif dalam menuntaskan problem keumatan, baik saat menetap di Makkah, terlebih setelah hijrah ke Kota Madinah.
Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi satu dari sekian ulama dunia yang cukup berpengaruh pada abad ke-20, baik dalam bidang keagamaan, sosial, maupun politik internasional, khususnya wilayah Timur Tengah dalam tafsirnya menegaskan bahwa istilah hijrah hanya terjadi pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. Artinya tidak ada lagi hijrah setelah peristiwa Fathu Makkah atau pembebasan Kota Makkah.
Baca juga: 6 Amaliyah yang Bisa Dilakukan di Awal Bulan Muharram
Jikalau ada istilah hijrah, maka yang dimaksud ialah suatu tindakan yang bertujuan mendapatkan pertolongan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana pernah disinggung oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
"Hakikat Muslim adalah seseorang yang orang-orang Muslim lainnya selamat dari lisannya dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Allah." (HR Al Bukhari)
Maknanya, hijrah zaman sekarang adalah upaya dari seseorang untuk meninggalkan segala larangan Allah Subhanahu wa ta'ala menuju pribadi yang lebih baik serta mengorientasikan hidupnya untuk taat kepada aturan-Nya.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran