SETIAP Muslim meyakini bahwa alam semesta beserta segala isinya adalah ciptaan Allah Subhanahu wa ta'ala dan berada di bawah kekuasaan-Nya. Tidak ada yang menciptakan dan mengatur alam ini kecuali Allah Ta’ala. Hal ini adalah bagian dari keyakinan mendasar yang telah Allah Ta'ala tanamkan dalam hati umat manusia.
Tetapi saat ini banyak sekali orang yang terlalu bersandar kepada kekayaannya, kekuasaannya, ataupun kehebatannya sendiri. Padahal tanpa pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala, manusia tidak bisa berbuat apa-apa. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bantuan Allah Azza wa jalla.
Baca juga: Tidur Tanda Kekuasaan Allah, Ini Dalilnya dalam Alquran
Ketika orang-orang berlomba mendapatkan kekuasaan dengan mengandalkan kemampuan yang dimilikinya tanpa memintanya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala maka perlu memahami ayat sebagai berikut:
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS Ali Imran: 26–27)
Kalimat yang agung ini mengandung kewajiban bertawakal kepada Allah Subhanahu wa ta'ala semata dan agar manusia senantiasa memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala dalam menghadapi segala urusan dan permasalahan.
"Berdasarkan ayat di atas ada dua nama Allah Subhanahu wa ta'ala yang tidak boleh dipisahkan, yaitu Allah Yang Maha Memberi Keagungan atau Kemuliaan dan Allah Yang Maha Memberi Kerendahan atau Kehinaan," kata Syekh Ali Jaber, dikutip dari akun Youtube Official RCTI, Senin (31/8/2020).
Siapa hamba yang mencintai Allah Subhanahu wa ta'ala dan mendekatkan dirinya kepada Allah Ta'ala pasti akan mendapatkan kemuliaan. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah Ta'ala tanpa seizin-Nya. Bahkan tidak ada seorang hamba pun yang berusaha mencapai posisi kebesaran dan ketinggian seperti ini melainkan Allah Ta'ala akan mengembalikannya kepada kehinaan dan kerendahan di akhirat kelak jika menyombongkan diri di muka bumi.
Baca juga: Syekh Ali Jaber: Sabar Itu Pahit, tapi Pahalanya Manis
Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
تِلْكَ ٱلدَّارُ ٱلْءَاخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَٱلْعَٰقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ
Artinya: "Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (QS Al Qashash: 83)
Negeri Akhirat dijadikan sebagai tempat kenikmatan dan kemuliaan bagi orang-orang yang tidak menginginkan kesombongan di muka bumi yang menjadikannya lupa dengan keimanan, dan bagi orang-orang yang tidak menginginkan kerusakan di muka bumi.
Kenikmatan surga dan keridhoan Allah Subhanahu wa ta'ala hanyalah untuk orang-orang yang bertakwa dengan mengerjakan segala yang diperintahkan Allah Ta'ala dan menjauhi segala larangan-Nya.