8. Mengqashar sholat
Selama safar dianjurkan untuk mengqashar sholat dan meninggalkan semua sholat rawatib, selain qabliyah subuh. Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu menceritakan, "Saya pernah menyertai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersafar. Beliau tidak sholat lebih dari dua rokaat, hingga Allah mewafatkan beliau. Saya pernah menyertai Abu Bakar ketika safar. Beliau tidak sholat lebih dari dua rakaat, hingga Allah mewafatkan beliau." (HR. Muslim)
9. Segera pulang setelah safar selesai
Ketika urusan di tempat tujuan telah selesai, maka segeralah pulang. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Safar itu bagian dari azab (melelahkan), karena dengan safar ia terhalang untuk makan, minum, dan tidur. Jika telah selesai keperluannya, hendaklah ia segera pulang kembali kepada keluarganya." (HR. Bukhori)
Menurut Ibnu Hajar yang dikutip dari buku '400 Kebiasaan Keliru dalam Hidup Muslim' menjelaskan bahwa hadis ini menunjukkan makruhnya berpisah dari keluarga lebih dari keperluannya. Dan disunahkan untuk segera kembali kepada keluarga, apalagi ditakutkan kalau istrinya terabaikan di saat kepergiannya.
10. Berdoa sebelum safar
Sebelum melakukan perjalanan, berdoalah agar selamat sampai tujuan dan Allah hindarkan dari segala hal yang merugikan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyampaikan doa sebelum safar. Berdasarkan hadis Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجًا إِلَى سَفَرٍ، كَبَّرَ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: «سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا، وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ، اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى، اللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ، وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ»
Artinya: "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika naik ke untanya untuk pergi safar, Beliau bertakbir tiga kali kemudian mengucapkan:
Subhaanalladzi sakhkhara lanaa hadza wa maa kunna lahu muqrinin. Wa innaa ila rabbinaa lamunqalibuun. Allahumma innaa nas’aluka fi safarinaa hadza al birra wat taqwa wa minal ‘amali ma tardha. Allahumma hawwin ‘alainaa safaranaa hadza, wathwi ‘annaa bu’dahu. Allahumma antash shahibu fissafar, wal khaliifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhari wa suu-il munqalabi fil maali wal ahli
Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah kami memohon kebaikan dan ketakwaan dalam safar kami dan keridaan dalam amalan kami. Ya Allah mudahkanlah safar kami ini. Lipatlah jauhnya jarak safar ini. Ya Allah Engkaulah yang menyertai kami dalam safar ini, dan pengganti yang menjaga keluarga kami. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesulitan safar ini, dari pemandangan yang menyedihkan, serta dari tempat kembali yang buruk baik dalam perkara harta dan perkara keluarga)." (HR Muslim Nomor 1342)
(Salman Mardira)