KETAHUI 4 macam pengobatan syari berikut ini. Ustadz dr Adika Mianoki Sp.S menjelaskan pengobatan syari adalah yang bersumber dari kitab suci Alquran dan As-Sunnah.
Pengobatan syari tersebut sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala serta ajaran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam. Sangat bermanfaat jika diketahui setiap Muslim.
Langsung saja, berikut ini beberapa macam pengobatan syari sesuai ajaran Islam yang patut diterapkan, seperti dihimpun dari Muslim.or.id:
1. Berobat dengan Alquran
Ustadz dr Adika menerangkan, pengobatan menggunakan Alquran sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
"Dan Kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS Al Isra': 82)
Ia mengungkapkan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengobati dirinya dengan bacaan Alquran.
Demikian pula 'Aisyah radhiyallahu 'anha pernah memegang kedua tangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian membacakan (ayat Alquran) pada keduanya, kemudian mengusap dengan kedua tangan beliau ke seluruh tubuhnya dalam rangka berharap barokah dari kedua tangan Rasulullah.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, "Hal yang sudah diketahui bahwa sebagian perkataan memiliki kekhususan dan manfaat untuk memberikan pengaruh kesembuhan. Maka tidak diragukan lagi tentang keutamaan kalam Rabbul 'alamin yang keutamaannya terhadap seluruh perkataan seperti keutamaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya. Kalam Allah merupakan obat yang sempurna dan bemanfaat, sekaligus cahaya dan petunjuk, serta rahmat yang luas. Seandainya diturunkan kepada gunung, niscaya gunung tersebut hancur karena kebesaran dan keagungan-Nya."
"Maka hendaknya seorang dokter Muslim juga mengajarkan kepada pasien ruqyah dengan Al Mu'awwidzaat (Surat Al Ikhlas, Al Falaq, An-Naas), Ayat Kursi, serta surat Al Fatihah," imbau Ustadz dr Adika.
Dia melanjutkan, dari sahabat Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu 'anhu bahwasanya ada sekelompok sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang sedang melakukan perjalanan. Kemudian mereka sampai ke suatu Kampung Arab kemudian meminta izin untuk bertamu. Namun masyarakat tersebut menolak untuk menjamu mereka.
Suatu saat pimpinan masyarakat tersebut disengat binatang, kemudian mereka berusaha mengobatinya dengan segala yang mereka punya namun tidak bermanfaat sedikit pun. Sebagian di antara mereka berkata, "Bagaimana jika engkau menemui sekelompok orang yang datang kepada kita, barangkali mereka punya sesuatu untuk mengobati."
Maka mereka pun mendatangi para sahabat dan berkata, "Wahai kaum pendatang, sesungguhnya pemimpin kami disengat binatang. Kami telah mencoba berbagai pengobatan namun tidak bermanfaaat. Apakah kalian punya sesuatu untuk mengobati?"
Maka di antara para sahabat ada yang menjawab, "Ya. Demi Allah, saya akan me-ruqyah. Akan tetapi kami telah meminta izin untuk bertamu kepada kalian, namun kalian tidak mau menjamu kami. Aku tidak akan me-ruqyah sampai kalian memberi kami imbalan."
Kemudian mereka memberikan hadiah kambing. Sahabat tersebut me-ruqyah dengan meludah dan membacakan Surat Al Fatihah sehingga pemimpin tersebut sembuh. Setelah itu sahabat tersebut kembali kepada kelompoknya.
Salah seorang di antara sahabat berkata, "Bagilah kambing tersebut!" Namun orang yang meruqyah berkata, "Jangan kalian lakukan sampai kita bertemu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjelaskan kepada beliau."
Akhirnya mereka bertemu Rasulullah dan menjelaskan yang terjadi kepada beliau. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa yang memberi tahu kalian bahwa Surat Al Fatihah adalah ruqyah? Ambillah kambing-kambing tersebut dan aku juga diberi bagian." (Muttafaqun 'alaih)