Bau Busuk
Tentang bau busuk itu mengingatkan kita akan matinya Abu Lahab yang tragis. Mari kita menoleh ke belakang, tatkala Abu Lahab masih segar bugar.
Kala itu kafir Quraisy mengirim 1000 pasukan dalam Perang Badar. Abu Lahab tidak mengikuti pertempuran tersebut. Namun ia menyumbang 4.000 dirham untuk mendukung perang itu. Dia juga meminta seorang temannya, al-Ashi bin Hisyam, untuk menggantikannya di medan perang.
Perang Badar berakhir dengan kekalahan yang memalukan dari pihak musyrikin Quraisy. Sepekan setelah itu, Abu Lahab menderita sakit parah. Dia pun meregang nyawa dan tewas. Konon ia sakit lepra.
Kisah lain menyebut, ketika Abu Sufyan bersama kafilahnya tiba di Makkah dari Perang Badar, Abu Lahab memintanya untuk menceritakan kejadian yang menimpa mereka dan sebab-sebab kekalahan mereka.
Ketika Abu Sufyan bercerita, ada seorang sahaya yang hadir di dekat mereka, yang selama ini telah menyembunyikan keislamannya merasa bahagia mendengar kisah yang disampaikan Abu Sufyan sehingga keislamannya tebongkar.
Baca Juga: Hukum Minum Miras, 40 Hari Sholat Tak Diterima hingga Diancam Minum Perasan Penduduk Neraka
Luka tersebut menyebabkan infeksi yang akhirnya menyebar di sekujur tubuh Abu Lahab sampai akhirnya dia mati.
Jasadnya diabaikan orang-orang tiga hari berturut-turut. Bau busuk menyeruak. Para tetangganya memutuskan untuk menggali sebuah lubang besar dan memasukkan mayat Abu Lahab ke dalam boks kayu. Dimasukkanlah peti kayu dan isinya itu ke dalam lubang tersebut.
Cara menguburkannya begitu merepotkan. Orang-orang tidak tahan dengan bau busuk yang keluar dari jasad Abu Lahab, sehingga mereka memasukkan peti tadi dari kejauhan. Sesudah itu, lubang tadi dilempari dengan kerikil dan tanah sampai rata.