Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dulu Menganut Sekuler, Kaiji Wada Dapat Hidayah Jadi Mualaf Saat Pertukaran Pelajar

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 15 April 2021 |05:00 WIB
Dulu Menganut Sekuler, Kaiji Wada Dapat Hidayah Jadi Mualaf Saat Pertukaran Pelajar
Pemuda asal Jepang, Kaiji Wada yang memutuskan menjadi mualaf. (Foto: Kaiji Wada)
A
A
A

Lalu, apa rencananya untuk Ramadhan dan Idulfitri?

"Kalau orang Indonesia pulang kampung untuk Idulfitri. Saya tak pulang kampung. Dalam keluarga saya, tak ada yang Islam selain saya,” ujarnya.

"Saya akan kumpul-kumpul dengan saudara-saudara Muslim di masjid," tambahnya.

Namun karena pandemi, berbagai kegiatan di masjid seperti buka puasa dibatasi berdasarkan peraturan masjid masing-masing.

"Saya akan merayakan [Idul Fitri] dengan istri saya, insya Allah," kata Kaiji yang menikah dengan perempuan Indonesia, Yusanne Pitaloka.

Hanya ada tiga masjid pada 1980-an

Dari lebih 100 musala dan masjid di Jepang, masjid yang paling tua dibangun oleh warga asal Turki dan India pada 1935.

Menurut penelitian Profesor Tanada Hirofumi dari Universitas Waseda, pada akhir 1980-an, hanya ada tiga masjid di Jepang.

Namun setelah pertengahan tahun 1980-an, banyak pekerja dari Iran, Pakistan dan Bangladesh serta negara-negara dengan populasi Islam lain yang datang ke Jepang.

Banyak yang bekerja di sektor konstrusi dan sektor lain yang saat ini tengah booming. Selain itu banyak juga yang datang sebagai pekerja dalam sektor lain dari Indonesia. Dan dengan kedatangan ini, pada 1990-an dan 2000-an, jumlah masjid semakin meningkat.

Sebelumnya, masjid-masjid di Jepang banyak ditemukan di kawasan tempat pabrik-pabrik, termasuk di dan seputar Tokyo, kawasan Chukyo di seputar Nagoya, serta Osaka dan Kyoto.

Masjid terbesar Jepang, Tokyo Camii di Shibuya, dapat menampung sekitar 700 orang untuk sholat Jumat, dengan jemaah berasal dari Asia Tenggara, dunia Arab dan Afrika.

Belakangan ini, semakin banyak pelajar dari negara-negara dengan penduduk Islam besar, khususnya di kota-kota besar, dan dari sinilah berkembang masjid-masjid baru, menurut Profesor Tanada.

Profesor Tanada memperkirakan dari lebih 200.000 Muslim di Jepang, sekitar 50.000 adalah warga Jepang yang masuk Islam termasuk yang karena pernikahan. 

(Vitrianda Hilba Siregar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement