ULAMA Betawi mempunyai peran penting dalam mengawal keberadaan Kota Jakarta masa lalu hingga saat ini Jakarta genap berusia 493 tahun. Perjalanan Kota Jakarta penuh perjalanan sejarah selalu ada peran para ulama. Berikut kisah 7 ulama yang berpengaruh di Jakarta tempo dulu.
Di Kawasan Tanjung Kait, Mauk, Tangerang , dekat Kelenteng terdapat bangunan makam berarsitektur Tionghoa, dicat merah dan kuning menyala, lengkap dengan altar persembahan.
Sepintas orang akan menganggap hal itu wajar saja karena mengira itu adalah makam warga Tionghoa. Namun ternyata menurut budayawan Betawi, Ridwan Saidi, makam itu adalah kuburan Ema Datuk, seorang ulama muslim. Kini kuburan itu telah berubah menjadi makam atau bong Tionghoa.
Baca Juga: 3 Doa Malaikat yang Mengerikan dan Diaminkan Nabi Muhammad SAW
Ridwan terkejut melihat perubahan drastis itu. Padahal dia memiliki foto makam Ema Datuk yang masih seperti kuburan Islam pada umumnya, memakai cungkup dan nisan dari kayu. Di halaman luar masih terdapat atap bekas kuburan lama yang telah dibongkar.
Dulu ketika gunung Krakatau meletus, wilayah dekat kuburan itu satu-satunya yang bebas dari debu dan terjangan tsunami. Padahal di desa sekitar seperti desa Keramat, Kampung Melayu habis disapu air bah. Maka banyak orang menyelamatkan diri di makam itu.
Baca Juga: 8 Rekening Gaib Simpanan Menuju Kehidupan Abadi
Terkait ulama penyebar Islam di Betawi, Ridwan menjelaskan bahwa masyarakat Betawi mengenal nama tujuh wali penyebar Islam.
Dalam proses Islamisasi di betawi terdapat tujuh wali Betawi. Antara lain, Pangeran Darmakumala dan Kumpi Datuk yang dimakamkan berdekatan, di tepi kali Ciliwung, dekat Kelapa Dua, Jakarta Timur.
Baca Juga: Atasi Kista, Simak Resep Ustaz Zaidul Akbar
Lalu Habib Sawangan, yang dimakamkan di depan Pesantren Al-Hamidiyah, Depok. Pangeran Papak, dimakamkan di Jl Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur. Ema Datuk makamnya di Tanjung Kait, Mauk, Tangerang. Datuk Ibrahim makamnya di Condet. Wali Ki Aling, tidak diketahui makamnya.
Mereka hidup sebelum penyerbuan Fatahilah ke Sunda Kelapa. Tapi tidak terlalu banyak orang yang tahupada keberadaan makam-makam Wali penyebar islam itu.
Makam Datuk Ibrahim terletak di jalan Datuk Ibrahim, Condet, di dalam komplek mushola di gang kecil. Meski dipagar besi namun sekilas malah terlihat seperti taman bunga.