JANGAN memaksakan diri dengan sebuah pekerjaan yang bukan ahlinya. Bila itu tetap dilakukan maka sangat besar kemungkinan bukannya berhasil justru menjadi berantakan. Pentingnya memberikan tugas atau pekerjaan sesuai dengan kemampuan karyawan merupakan salah satu bentuk profesional yang dilakukan oleh seorang pemimpin atau pemberi kerja.
Bahkan, hal tersebut sudah ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW. Melansiri buku "Strategi Andal dan Jitu Praktik Bisnis Nabi Muhammad" karya Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Senin (26/7/2021), profesionalisme ini juga berlaku bagi karyawan untuk tidak terlalu memaksakan diri untuk bekerja di luar bidang dan kompetensinya, karena hanya akan merugikan dirinya sendiri.
Baca Juga:Â Imunitas Tubuh Terjaga dengan Resep Herbal Ustaz Zaidul Akbar
Rasulullah bersabda, "Apabila amanat disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya, berkata seseorang: bagaimana caranya menyia-nyiakan amanat ya Rasulullah? Berkata Nabi: apabila diserahkan sesuatu pekerjaan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya." (HR. Bukhari).
Profesionalisme dan kompetensi terhadap sebuah pekerjaan adalah dua hal yang saling berkaitan, namun kadang ada individu yang memaksakan diri mengerjakan sebuah pekerjaan yang bukan bidangnya sehingga yang terjadi adalah kerugian, baik dari sisi waktu pelaksanaan pekerjaan maupun kerugian materil.
Baca Juga:Â Adab Istri di Rumah, Patuhi dan Bau Surga Pun Akan Tercium
Allah berfirman, "Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." (QS al-Isra : 36).
Profesionalisme bukan berarti memaksakan diri untuk menyelesaikan semua pekerjaan tanpa ada pengetahuan yang mencukupi. Bukan juga bersikap sok tahu atau merasa paling mengerti padahal yang diketahui belum tentu benar. Egoisme yang terlalu tinggi terkadang menutupi pandangan yang objektif dalam menyelesaikan sebuah masalah.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran