hatinya dia nggak.
Jadi itu repot.. Jadi mentalnya sebetulnya tidak Da’i Ilalloh, yang mengajak kebaikan, tapi itu profesi.
Resikonya karena profesi ya mikir untung rugi.
Baca Juga: Apa yang Disarankan Nabi Muhammad Saat Jenuh dan Terjebak dalam Rutinitas Pekerjaan?
Tapi ini sudah.., ini kita terima takdir begini, sekarang kebaikan itu profesi, mau tidak mau.
Kira-kira yang bagian profesi apa, kalau nggak nekuni itu ya nggak digaji.
Lucunya orang lain ya nggak tanggung jawab. Misalnya ada kebakaran, “wong saya bukan pegawai Damkar, ya sudah..”
Padahal kalau mau memakai khitobnya Allah, siapapun wajib menolong yang sedang kesusahan, baik yang menjabat, maupun tidak..
Begitu juga, pegawai pemadam kebakaran kalau ada kecelakaan di jalan, tetap harus nolong meskipun itu tugasnya Satlantas misalnya..