C. Paham Aswaja atau Ahlu Sunah wal Jamaah.
Paham Aswaja merangkum pendapat keduanya, yaitu sebenarnya Tuhan sudah mempunyai garis-garis ketentuan takdir. Namun kita manusia diberi kebebasan untuk berusaha dengan sebaik-baiknya.
Secara umum perbuatan manusia menurut paham Aswaja adalah diciptakan oleh Tuhan bukan diciptakan oleh manusia. Untuk mewujudkan suatu perbuatan, manusia membutuhkan dua daya, yaitu daya Tuhan dan daya manusia.
Hubungan perbuatan manusia dan kehendak Tuhan dapat dijelaskan melalui teori Kasab. Yakni berbarengnya perbuatan manusia dengan kuasa Tuhan. Al Kasab mengandung arti usaha atau kekuatan. Karena itu manusia bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan.
Baca Juga: Apakah Hewan Akan Dihisab saat Hari Kiamat Seperti Manusia, Begini Penjelasannya
Menurut paham Aswaja segala sesuatu itu dijadikan Tuhan, tetapi Tuhan juga menciptakan ikhtiar dan Kasab bagi manusia. Sesuatu yang diperbuat manusia adalah pertemuan ikhtiar manusia dengan takdir-Nya. Ikhtiar dan Kasab adalah sebagai sebab saja, bukan yang mengadakan atau yang menciptakan sesuatu.
Umpamanya bila suatu benda disentuh api, maka ia terbakar. Bila orang makan, maka ia kenyang. Tapi bukan api yang membakarnya dan bukan nasi yang mengenyangkannya, semua karena Allah SWT. Kadang-kadang terjadi sebaliknya bila Allah menghendaki.
Banyak benda yang disentuh api tetapi tidak terbakar. Contoh Nabi Ibrahim AS. Banyak orang yang berusaha sekuat tenaga tetapi tidak berhasil. Kalau obat itu mesti dapat menyembuhkan penyakit, tentu tidak ada orang yang mati. Kenyataannya menunjukan banyak penyakit yang tidak dapat disembuhkan.
Maka dalam paham Aswaja takdir ada dua macam :
1. Takdir Mubrom yaitu takdir Allah yang seratus prosen merupakan kekuasaan Allah SWT, manusia tidak bisa mencampurinya. Seperti kita dilahirkan sebagai laki-laki atau wanita, sebagai orang Cina, orang Arab atau orang Indonesia.
2. Takdir Mu’allaq yaitu takdir Allah yang bergantung kepada ikhtiar manusia misalnya; lulus ujian atau gagal ujian, itu adalah takdir Allah yang berkaitan dengan ikhtiar manusia, lulus karena rajin gagal karena malas.
Contoh lain sakit atau sehat itu takdir Allah, tetapi ada hubungannya dengan ikhtiar manusia. Sakit karena ceroboh dan tidak memelihara kesehatan sebaliknya sehat karena hidup bersih dan teratur.
Aswaja juga mengajarkan bahwa menyikapi takdir Allah itu dengan 3 cara:
A. Ikhtiar yakni berusaha semaksimal mungkin sungguh-sungguh, dan dalam jalur yang diridhoi Allah.
B. Doa kepada Allah swt dengan setulus hati agar yang diikhtiarkan dikabulkan olehNya..
C. Tawakal yakni berserah diri dan menerima takdir yang ditetapkan Allah SWT.
Wallahu ‘alam bish shawab.
(Vitrianda Hilba Siregar)