Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ahli Hadis Imam Az-Zuhri Sosok Perpaduan Kuat Hafalan, Keuletan Menuntut dan Menghargai Ilmu

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 10 Agustus 2021 |18:30 WIB
Ahli Hadis Imam Az-Zuhri Sosok Perpaduan Kuat Hafalan, Keuletan Menuntut dan Menghargai Ilmu
Imam Az-Zuhri ahli hadis. (Foto: Freepik/ Ilustrasi)
A
A
A

Faktor Pendukung Keunggulan Beliau

Tak ada seorang pun yang terlahir ke alam dunia ini dalam keadaan berilmu, telah hafal Alquran dan hadis, memiliki pemahaman yang benar dari pemahaman yang menyimpang; tentu tidak ada. Seluruhnya sama, namun yang membedakan adalah bekal yang cukup dan ketinggian semangat. Tentunya hal itu tidak terlepas dari rahmat dan fahdilah (keutamaan) dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Syaikhul Islam tidaklah beliau menjadi Syaikhul Islam kecuali setelah melakukan upaya yang tidak dilakukan oleh selainnya, demikian juga Az-Zuhri tidaklah beliau menjadi Imam Az-Zuhri melainkan karena beliau memiliki beberapa faktor pendukung yang tidak dimiliki oleh yang selainnya. Di antara sebab-sebab dan faktor pendukung beliau adalah:

1. Dalam Kekuatan Hafalan

Kekuatan hafalan beliau menjadi ayat yang nyataa kan keutamaan beliau.

Imam adz-Dzahabi berkata, “Di antara yang menunjukkan kekuatan hafalan Imam Az-Zuhri adalah beliau mampu hafal Alquran hanya dalam waktu 8 hari, sebagaimana hal itu diriwayatkan oleh putra saudara beliau, Muhammad bin Abdillah.”

Melansir Kisahmuslim com disebutkan, Imam Az-Zuhri pernah mengatakan, “Aku tidak pernah melakukan persiapan dalam menyampaikan hadis, dan aku tidak pernah ragu tentang hafalanku kecuali satu hadis, lalu aku tanyakan kepada saudaraku, ternyata itu pun sama dengan yang aku hafal.”

Al-Laits berkata, “Ibnu Syihab pernah mengatakan, ‘Tidaklah sedikit pun sesuatu yang telah aku hafal lalu aku lupa setelahnya’.”

2. Beliau menulis seluruh yang ia dengar

Dari Abdurrahman bin Abi Zinad dari ayahnya ia berkata, “Aku pernah berthawaf bersama Ibnu Syihab, dan ia membawa lembaran-lembaran dan buku tulis sampai kami menertawakannya.” Dalam riwayat lain, “Kami menulis perkara halal dan haram sedangkan Ibnu Syihab menulis semua yang ia dengar, ketika kami merasa butuh dengan beliau, barulah kami tahu bahwa beliau manusia yang paling mengetahui.”

3. Keuletan dalam menuntut ilmu dan mudzakarah

Beliau mengatakan, “Aku pernah mengikuti guruku Sa’id bin Musyayyib dalam rangka mencari hadis selama tiga hari.”

Beliau juga mengatakan, “Lututku selalu menempel pada lutut Sa’id bin Musayyib selama delapan tahun.”

Artinya, beliau selalu bermajelis menuntut ilmu kepada Sa’id bin Musayyib, dekat dengan beliau dan tidak melalaikan bahkan terkadang mereka pergi meninggalkan kampungnya karena untuk mencari sebuah hadis.

Selain kepada Sa’id bin Musayyib beliau juga menimba ilmu kepada Urwah bin Zubair. Suatu hari ia menemui budak wanita beliau, sedang ia tengah tertidur, lalu ia membangunkannya seraya mengatakan, “Fulan dari fulan dan dari fulan telah menceritakan hadis kepadaku…” Lalu budak wanita tersebut berkomentar, “Apa peduliku dengan itu semua.” Az-Zuhri menjawab, “Aku tahu engkau tidak akan mengerti dengan ini semua, hanya saja tiba-tiba aku teringat dengan satu hadis dan aku ingin mengulang-ulanginya.”

Beliau juga mengatakan, “Penyebab hilangnya ilmu itu karena lupa dan tidak diulang-ulang (muraja’ah).”

4. Memuliakan ilmu dan ahli ilmu

Imam Az-Zuhri pernah bercerita, “Aku pernah datang ke rumah Urwah bin Zubair, di depan pintu aku berhenti hingga akhirnya aku pergi dan tidak jadi masuk, seandainya aku pergi dan tidak jadi masuk, itu tidak aku lakukan yang demikian karena memuliakan beliau.”

Dari Sufyan ia mengatakan, “Aku mendengar Az-Zuhri mengatakan, ‘Si fulan telah menceritakan hadis kepadaku dan beliau adalah lautan ilmu’, tidak hanya sekadar mengatakan ‘beliau adalah seorang yang alim’.”

Beliau lakukan itu karena memuliakan ilmu dan ahli ilmu. Beliau sangat menghormati gurunya, memuliakannya, karena merekalah orang-orang yang banyak memberi manfaat dan kebaikan, dan demikianlah para salah mengajarkan kepada kita.

5. Mengambil sebab untuk membantu kuatnya hafalan

Imam Az-Zuhri pernah mengatakan, “Barangsiapa yang senang menghafal hadis hendaklah ia memakan kismis/anggur kering.” Al-Hakim mengomentari, “Karena kismis/anggur keringnya negeri Hijaz hangat, manis dan lembut, terlihat kering, dan dapat mencegah lendir.”

Al-Laits mengatakan, Imam Az-Zuhri sering meminum madu seperti minumnya seorang terhadap minumannya, beliau mengatakan, ‘Beri kami minum madu dan ceritakanlah hadis kepadaku.’ Dan beliau sangat sering minum madu, dan tidak makan apel sedikit pun.”

Beliau (Al-Laits) juga mengatakan, “Az-Zuhri pernah mengatakan, ‘Tidaklah sesuatu yang telah melekat di hatiku lalu lupa di kemudian hari.’ Beliau membenci makan apel, namun beliau senang meminum madu. Katanya, ‘Madu itu dapat mempertajam ingatan’.”

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement