Khadijah yang saat itu belum memeluk Islam menitipkan hamba sahayanya bernama Maisyaroh kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Selama perjalanan Maisyaroh terkagum-kagum terhadap perlakuan Rasulullah kepada dirinya, karena biasanya hamba sahaya sering diperlakukan sangat buruk. Bahkan Maisyaroh sering diajak berbicara, istirahat, makan bersama, dan berbagi keuntungan.
Maisyaroh yang saat itu baru mengikuti Rasulullah Shallallahu alaihi wassalla ke Negeri Syam sangat terkagum-kagum dengan cara berdagangnya. Rasulullah yang mudah bergaul serta jujur sangat disenangi oleh para pembeli, bahkan Rasulullah juga ikut menyisihkan keuntungan untuk dibagikan ke fakir miskin.
Baca juga: Kisah Sopir di Malang Jadi Waliyullah, Punya Ponpes dan Ribuan Santri
Bahkan esok harinya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam telah dapat membeli barang di Negeri Syam untuk dibawa ke Makkah. Berkat sikapnya yang disukai oleh para pelaku pasar, Rasulullah juga dimudahkan untuk membeli barang di sana oleh para pedagang.
Maisyaroh juga ikut terkagum karena langkah kaki Rasulullah selalu ditutupi oleh awan saat perjalanan ke Negeri Syam ataupun ke Makkah.
Baca juga: Kisah Menyentuh Rasulullah yang Berakhlak Mulia Mengenakan Pakaian Lusuh