3. KH Cholil Nafis
Tidak hanya para ustadz yang aktif di media sosial, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Periode 2020–2025 KH Muhammad Cholil Nafis juga memberikan pandangan terhadap ceramah tersebut.
Dengan bijak, ulama asal Madura ini memberikan tanggapannya di Instagram dengan menyebut bahwa KDRT tidak seharusnya disimpan rapat-rapat, namun sebaiknya ceritakanlah kepada orang yang tepat agar dapat menemukan solusinya.
"Tidak semua kekerasan dalam rumah tangga harus disimpan rapat-rapat, juga jangan sampai setiap kekerasan dalam rumah tangga diceritakan ke mana-mana dan dilaporkan ke pihak penegak hukum. Nah, keluarga itu dibangun atas saling menyayangi dan mencintai. Jika terjadi KDRT baiknya, upayakan untuk diceritakan kepada orang yang tepat guna mendapat nasihat dalam menghentikan kekerasan rumah tangga," jelas Kiai Cholil dalam keterangan unggahannya di Instagram.
Ia pun berpesan jika sepasang suami istri telah melakukan cara kekeluargaan namun tidak juga menemukan jalan keluarnya, maka bisa menempuh jalur hukum dan perceraian. Namun, Kiai Cholil mengingatkan bahwa pilihan tersebut adalah langkah terakhir apabila benar-benar tidak bisa diselesaikan baik-baik.
"Tapi kalo ternyata secara kekeluargaan tak bisa diselesaikan maka bisa melalui jalur hukum bahkan perceraian. Tapi pilihan jalur aparat hukum ini adalah pilihan terakhir, itu pun jika sdh tak bisa kompromi lagi secara baik2. Bismillah berkeluarga itu harus banyak belajar krn masalahnya terus terbarukan dan kerumitan dlm keluarga makin bertambah. Tapi ayo semua selesaikan dg keimanan sesuai petunjuk Allah SWT," pesannya.
Baca juga: 5 Crazy Rich Mualaf Indonesia yang Banyak Bangun Masjid, Ada Suami Maia Estianty
Baca juga: Kisah Lucu Abu Nawas dan Para Pejabat Istana yang Belum Pernah Lihat Gajah
4. Alissa Qotrunnada Wahid
Tidak hanya para ustadz, Alissa Qotrunnada Wahid selaku psikolog sekaligus ustadzah kenamaan juga memberikan tanggapannya. Wanita yang juga berstatus sebagai ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengungkapkan kepada awak media bahwa ia menangkap maksud baik dari ceramah Ustadzah Oki Setiana Dewi yakni soal menjaga kehormatan pasangan. Meski begitu, ceramah tersebut menjadi salah persepsi akibat contoh yang diberikan.
"Saya menyayangkan pemilihan contoh itu, karena sependek yang saya tahu Mbak Oki itu kan sedang membahas tentang bagaimana sebagai perempuan kita itu jangan mudah mengumbar aib keluarga terlebih aib suami, kan begitu message-nya," ujarnya.
"Tetapi karena pemilihan kasusnya salah itu, jadi perspektif dasarnya Mbak Oki jadi muncul bahwa KDRT, pemukulan yang dilakukan oleh laki-laki kepada istri itu aib, padahalnya yang aib itu memukulnya, bukan menceritakannya," ulas putri sulung Gus Dur ini.
(Hantoro)