4. Kontroversi
Seperti diketahui, mayoritas penduduk suku Uighur yang berada di China ini beragama Islam. Identitas inilah yang membuat mereka mendapat perlakuan buruk dari sebagian pihak. Menjelang bulan Ramadhan, para pekerja, warga, dan siswa dipaksa berjanji untuk tidak berpuasa, bahkan melarang sepenuhnya beribadah. Akses untuk beribadah pun makin diperketat oleh pihak-pihak tertentu.
Bagi pihak berkuasa, puasa dan praktik keagamaan lain merupakan tanda perilaku ekstrimisme. Otoritas di sana memang sudah lama memandang agama yang terorganisasi sebagai ancaman terhadap loyalitas partai. Tidak main-main, siapa pun yang melanggar aturan akan mendapat hukuman tanpa pandang bulu.
Selain itu, Suku Uighur juga selalu dipersulit soal birokrasi seperti membuat paspor untuk naik haji hingga lapangan pekerjaan. Pasalnya, perusahaan di China lebih mempertimbangkan menerima Suku Han yang notabene hidup berdampingan dengan Suku Uighur. Oleh karena itu, Suku Uighur masih terus berupaya lepas dari China hingga saat ini.
Baca juga: SE Menag, Khotbah Jumat Diimbau Menggunakan Pengeras Suara DalamÂ
Baca juga: Isra Mikraj, Ini Urutan Langit yang Disinggahi Nabi hingga Dapat Wahyu dari Allah Ta'alaÂ
5. Berkaitan dengan Turki
Melihat sejarah, Suku Uighur memang memiliki keterkaitan dengan Turki. Pasalnya, nenek moyang Uighur sendiri memang pecahan dari negeri Muslim Turki yang akhirnya tinggal di Xinjiang. Tidak heran jika dilihat dari segi fisik, orang-orang Uighur terlihat sedikit identik dengan orang Turki. Bahkan, masyarakat hingga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kerap ikut buka suara saat Muslim Uighur diperlakukan buruk oleh penguasa. Menurut dia, minoritas Islam juga termasuk bagian dari kesatuan dan keutuhan suatu negara.
Wallahu a'lam bishawab.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
(han)