4. Membaca doa berbuka puasa
Berdoa ketika berbuka dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Ibnu Umar radhiallahu’anhu berkata:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
"Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam jika berbuka beliau berdoa: Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah (telah hilang rasa haus, telah basah kerongkongan, dan telah diraih pahala insya Allah)." (HR Abu Dawud Nomor 2357, An-Nasa'i 3315, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Dawud)
Adapun doa “Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin” dengan lafaz seperti ini tidak ada asalnya dari hadis. Sedangkan doa “Allahumma laka shumtu” memang terdapat dalam beberapa hadis, namun seluruhnya terdapat kelemahan.
5. Memperbanyak berdoa ketika berbuka puasa
Memperbanyak berdoa ketika berbuka puasa karena waktu berbuka puasa adalah waktu mustajab berdoa. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثلاثٌ لا تُرَدُّ دعوتُهُم الصَّائمُ حتَّى يُفطرَ والإمامُ العادلُ ودعْوةُ المظلومِ
"Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzalimi." (HR Tirmidzi Nomor 3598, Ibnu Majah 1752, Ibnu Hibban 2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At-Tirmidzi)
Boleh berdoa sebelum berbuka. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan:
الدعاء يكون قبل الإفطار عند الغروب ؛ لأنه يجتمع فيه انكسار النفس والذل وأنه صائم ، وكل هذه أسباب للإجابة وأما بعد الفطر فإن النفس قد استراحت وفرحت وربما حصلت غفلة
"Doa ketika berbuka puasa dilakukan sebelum berbuka, ketika matahari hampir tenggelam. Karena ketika itu tergabung perendahan jiwa, penuh ketundukan, dan itu ia masih sedang berpuasa. Dan semua ini merupakan sebab dikabulkannya doa. Adapun jika setelah berbuka, maka jiwa merasa santai dan senang, bahkan terkadang menjadi lalai." (Liqa Asy Syahri nomor 8)
Boleh juga setelah berbuka. Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts wal Ifta’ ketika menjelaskan hadis:
إنَّ للصائمِ عند فِطره دعوةً لا تُردُّ
"Orang yang berpuasa, ketika berbuka puasa ia memiliki doa yang tidak tertolak."
Mereka mengatakan:
الحديث رواه ابن ماجه، قال في (الزوائد) : إسناده صحيح، والدعاء يكون قبل الإفطار وبعده؛ لأن كلمة: (عند) تشمل الحالتين
"Hadis ini riwayat Ibnu Majah. Penulis kitab Az-Zawaid mengatakan sanadnya shahih. Dan doa ini boleh sebelum atau setelah berbuka. Karena kata 'inda' mencakup keduanya." (Fatawa Al Lajnah, 9/30)
6. Urutan berbuka puasa yang ideal
(1) Memperbanyak doa beberapa saat sebelum datang waktu Maghrib; (2) Ketika datang waktu magrib, baca basmalah, lalu makan kurma atau minum air putih; (3) Membaca doa “dzahabazh zhoma-u…”; (4) Lanjutkan makan atau minum yang lain; (5) Memperbanyak doa di antara azan dan iqamah; (6) Sholat Magrib.
7. Jeda azan dan iqamah
Hendaknya imam dan muazin memberi jeda antara azan dan iqamah yang cukup bagi jamaah untuk menyelesaikan makan tanpa terburu-buru. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اجعلْ بين أذانِك وإقامتِك نفَسًا ، قدرَ ما يقضي المعتصِرُ حاجتَه في مهَلٍ ، وقدْرَ ما يُفرِغُ الآكِلُ من طعامِه في مهَلٍ
"Jadikanlah antara azanmu dan iqamatmu jeda sejenak, yaitu sekadar waktu orang yang sedang ada kebutuhan menyelesaikan kebutuhannya dengan tenang, dan sekadar waktu orang yang sedang makan menyelesaikan makannya dengan tenang." (HR Ahmad, At-Tirmidzi, Al Baihaqi, dan lain-lain. Dishahihkan Syekh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah Nomor 887)
Wallahu a'lam bishawab.
(Hantoro)