Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Memelihara Janji dan Amanah, Ini Keutamaannya yang Luar Biasa Besar!

Tim Okezone , Jurnalis-Selasa, 31 Mei 2022 |09:26 WIB
Memelihara Janji dan Amanah, Ini Keutamaannya yang Luar Biasa Besar!
Ilustrasi keutamaan memelihara janji dan amanah. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

Dalam Alquran dijelaskan bahwa sebagian dari tanda-tanda seorang mukmin yang sukses adalah mereka yang memelihara janjinya.

وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَٰنَٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٰعُونَ

"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya." (QS Al Mukminun (23): 8)

Baca juga: 7 Tokoh NU yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Siapa Saja? 

Semua orang yang diarahkan Alquran agar memenuhi janjinya, karena janji itu akan dimintai pertanggung jawaban.

وَلَا تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ أَشُدَّهُۥۚ وَأَوۡفُواْ بِٱلۡعَهۡدِۖ إِنَّ ٱلۡعَهۡدَ كَانَ مَسُۡٔولٗا

"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggunganjawabnya." (QS Al Isra’ (17): 34)

Orang yang mementingkan diri sendiri adalah mereka yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tujuan hidupnya, bahkan sebagian dari mereka menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.

Dalam Alquran banyak diisyaratkan mengenai mereka yang tersesat karena menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya, di antaranya disebutkan:

أَفَرَءَيۡتَ مَنِ ٱتَّخَذَ إِلَٰهَهُۥ هَوَىٰهُ وَأَضَلَّهُ ٱللَّهُ عَلَىٰ عِلۡمٖ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمۡعِهِۦ وَقَلۡبِهِۦ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِۦ غِشَٰوَةٗ فَمَن يَهۡدِيهِ مِنۢ بَعۡدِ ٱللَّهِۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" (QS Al Jatsiyah, (45): 23)

Akibat memenangkan hawa nafsunya, manusia menjadi sesat, penglihatan mereka tertutup dari kebenaran, mata hatinya tidak bisa lagi menyerap petunjuk. Pendengarannya tertutup dan segala potensi yang ada pada dirinya yang disiapkan untuk menerima petunjuk tidak berfungsi lagi.

Baca juga: KH Hasyim Asyari, Keturunan Kedelapan dari Jaka Tingkir 

Manusia yang termasuk dalam kelompok ini, merupakan makhluk yang paling buruk dan tersesat. kedudukan mereka lebih hina dari hewan ternak atau makhluk lainnya. Alquran menjelaskan keadaan mereka:

وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai hewan ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS Al A'raf (7): 179)

Kualitas manusia, baik atau buruknya, bisa dilihat bagaimana ia dapat memelihara amanah dan janjinya. Bila manusia dapat memelihara dengan baik amanah dan janji itu, berarti ia tergolong manusia yang baik dan berkualitas. Sebaliknya bila tidak, maka menjadi manusia yang hina dan menjadi sampah masyarakat.

Allahu a'lam bisshawab.

Oleh: Dr KH Zakky Mubarak MA

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement