Diakui Imran, banyak jamaah tidak paham mengenai penggunaan jam tangan ini. Pihaknya akan meminta Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) menjelaskan lagi tentang penggunaan jam dan fungsinya sehingga jamaah haji tahu apa manfaatnya.
"Jam ini kalau tidak digunakan memang tidak bisa dipantau TKHI. Jadi TKHI memang harus menjelaskan kepada jamaah haji," ujarnya.
Dalam operasional Haji Indonesia tahun ini, Kemenkes membagikan sebanyak 3.000 jam tangan canggih ini khusus kepada jamaah haji dengan risiko tinggi.
Pada menu aplikasi terdapat input data kesehatan yang terdiri dari tekanan darah, gula darah, saturasi oksigen, suhu tubuh, sampai keluhan. Menu pada aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh jamaah haji dan bisa meminta bantuan petugas kesehatan jika diperlukan.
(Arief Setyadi )