Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

5 Marga Keturunan Nabi di Indonesia, Lengkap Asal-usul Beserta Jumlahnya

Rusman H Siregar , Jurnalis-Senin, 25 Juli 2022 |16:15 WIB
5 Marga Keturunan Nabi di Indonesia, Lengkap Asal-usul Beserta Jumlahnya
Ilustrasi marga keturunan Nabi di Indonesia. (Foto: Istimewa/Kalam Sindonews)
A
A
A

5 Marga Keturunan Nabi Muhammad yang Paling Banyak

Dari 100 lebih marga keturunan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam di Indonesia, terdapat 68 marga Habaib. Lainnya punah, tidak ada keturunan. Ada yang masih banyak di Tanah Air, sementara sudah tidak ada di Hadhramaut.

Berapa jumlah populasi keturunan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam di Indonesia? Menurut Habib Zein bin Umar, mantan ketua umum Rabithah Alawiyah, jumlah pastinya tidak diketahui karena masih didata. Apakah totalnya 500 ribu orang, apakah 1 juta atau 1,5 juta, masih dilakukan pendataan.

Adapun marga tertua dari puluhan marga yang ada di Indonesia ialah Assegaf. Lalu Assegaf ini tinggi, keturunannya ada Al-Attas. Keturunan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang ada di Indonesia ini adalah generasi ke-37 atau ke-38.

Kalau di Jakarta, paling banyak marga Al-Attas, kemudian Al-Haddad. Kalau di Surabaya, mungkin yang banyak Al-Jufri. Jumlah keturunan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam di Jabodetabek pada 2014 tercatat mencapai 14.500 orang.

Wilayah paling banyak dihuni Alawiyyin ini adalah Jakarta Timur sebanyak 35%. Tak heran di wilayah ini memiliki daerah khas seperti Kampung Arab Condet. Wilayah terbesar selanjutnya yaitu Jakarta Selatan sebanyak 18%. Kemudian Depok 10%, Jakarta Barat 9%, Tangerang, Bogor, dan Jakarta Pusat sebanyak 7%. Kemudian Bekasi sebanyak 5%. Jakarta Utara sebanyak 2%.

Berdasarkan kabilah marga, paling banyak adalah Al-Attas sekitar 24%. Kemudian Al-Haddad dan Assegaf 15%. Kemudian Alaydrus 13%, Al-Habsyi 11%. Selanjutnya marga Bin Shahab 7%. Al-Kaff 5%. Kemudian qabilah Al-Jufri sebanyak 4%, kabilah Bin Yahya dan Syeikh Abu Bakar bin Salim (BSA) sebanyak 3%.

1. Al-Attas

Orang pertama yang digelari Al-Attas adalah Habib Umar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Fagih Al-Mugaddam. Asal-usul keluarga Al-Attas ini diceritakan Habib Ali bin Hassan al-Attas: "Sebenarnya apa yang diucapkan oleh Syaikh al-Faqih Abdullah bin Umar Ba'ubad yaitu bahwa: "Beliau dinamakan Al-Attas yang maknanya bersin karena beliau pernah bersin ketika masih berada di dalam perut ibunya".

Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas adalah seorang Waliyullah (wafat 1072 H) dan dijuluki Al-Qutb Al-Anfaas. Bersin dalam bahasa Arab ialah "Athasa", dan orang yang bersin disebut "Al-Athtas". Rabithah Alawiyah mencatat ada sekitar 2.471 Habaib bermarga Al-Attas di wilayah Jabodetabek.

Salah satu tokoh ulama bermarga Al-Attas adalah Habib Ali bin Husein Al-Attas atau lebih dikenal dengan Habib Ali Bungur, seorang ulama masyhur di tanah Betawi.

2. Al-Haddad

Orang pertama dijuluki Al-Haddad ialah Waliyullah Imam Ahmad bin Abi Bakar bin Ahmad Masrafah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Abdurrahman bin Alwi Ammu Al-Faqih Muqoddam. Ahmad Al-Haddad dilahirkan di Tarim, dikaruniai seorang anak lelaki bernama Alwi.

Riwayat lain menyebutkan Al-Haddad dinisbahkan kepada Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad (Waliyullah pengarang Ratib Al-Haddad 1634-1720). Beliau generasi ke-31 keturunan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.

Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad dijuluki "pandai besi" karena beliau mampu melunakkan hati yang keras seperti besi (hadatul qulub), berkat ketinggian ilmu dan kebijaksanaannya yang luar biasa. Kabilah Al-Haddad di Jabodetabek berjumlah sekira 1.583 orang.

Salah satu tokoh Al-Haddad yang populer adalah Habib Hasan bin Muhammad Al-Haddad atau dikenal dengan Mbah Priok. Beliau ulama dari Palembang yang makamnya sering diziarahi di Koja, Jakarta Utara.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement