Menggunakan senjata bambu runcing yang terlebih dahulu didoakan Kiai Subchi Parakan Temanggung misalnya, mereka tidak gentar melawan musuh. Di Surabaya, Resolusi Jihad yang digelorakan Kiai Hasyim Asy'ari membakar semangat pemuda Indonesia melawan Belanda.
Di Semarang, ketika pecah pertempuran lima hari, para santri juga turut berada di garda depan perjuangan. "Di tempat lainnya sama. Santri selalu terlibat aktif dalam peperangan melawan penjajah," tuturnya.
Baca juga: Kemenag Tetapkan Seragam Upacara Hari Santri 2022 Sarung dan Berpeci
Pada masa ketika Indonesia sudah memproklamasikan diri sebagai negara yang merdeka, santri juga tidak absen. Disebutkan, KH Wahid Hasyim, ayahanda KH Abdurrahman Wahid, adalah salah satu santri yang terlibat secara aktif dalam pemerintahan di awal-awal kemerdekaan.
Dialah bersama santri-santri dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemaslahatan umat agama-agama di Indonesia.
Baca juga: Hari Santri 2022 Usung Tema 'Berdaya Menjaga Martabat Manusia', Ketahui Maknanya
Pasca-kemerdekaan Indonesia, santri juga lebih semangat lagi memenuhi panggilan Ibu Pertiwi. Mereka tidak asyik dengan diri sendiri, tetapi terlibat secara aktif di dunia perpolitikan, pendidikan, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan, selain juga agama.
"Catatan sejarah ini menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja. Sehingga, mengasosiasikan santri hanya dengan bidang ilmu keagamaan saja tidaklah tepat. Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam, bahkan mereka menjadi pemimpin negara," tegasnya.