Share

Kisah Al Qamah Sulit Ucapkan Syahadat ketika Sakaratul Maut, Terungkap Penyebabnya

Raden Yusuf Nayamenggala, Jurnalis · Selasa 13 Desember 2022 05:13 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 12 614 2725544 kisah-al-qamah-sulit-ucapkan-syahadat-ketika-sakaratul-maut-terungkap-penyebabnya-V5NJ7X1BvG.jpg Ilustrasi kisah Al Qamah sulit ucapkan kalimat syahadat saat sakaratul maut. (Foto: Shutterstock)

BUKU Kisah Tsa'labah dan Al Qamah karya Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat mengusung sebuah kisah tentang sosok Al Qamah. Isinya memberi contoh dua kisah tentang akibat perbuatan bohong.

Dalam buku tersebut dikisahkan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam akan membakar Al Qamah lantaran ketika sakaratul maut dia tidak mampu mengucapkan kalimat syahadat "La ilaaha illallah".

BACA JUGA:Kisah Nabi Shaleh dan Mukjizat Unta Betina Besar Membuat Takjub Kaum Tsamud 

Namun, sejumlah ahli hadits menyebutkan bahwa kisah Al Qamah tersebut merupakan kisah batil yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam. Kisah tersebut berasal dari Abdullah bin Abi Aufa. Dikisahkan:

Kami pernah berada di sisi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam lalu datanglah seseorang dan berkata, "Ada seorang pemuda yang napasnya hampir putus, lalu dikatanya kepadanya, ucapkanlah Laa ilaaha Illallah, namun dia tidak sanggup mengucapkannya."

Kemudian beliau bertanya kepada orang tersebut, "Apakah anak muda itu sholat?" Orang itu menjawab, "Ya."

Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bangkit berdiri dan kami pun berdiri bersama beliau. Kemudian beliau masuk menemui anak muda itu.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda kepadanya, "Ucapkan La ilaaha illallah." Kemudian anak muda itu menjawab, "Saya tidak sanggup." Lantas beliau bertanya, "Kenapa?" Lalu dijawab oleh orang lain, "Dia telah durhaka kepada ibunya."

BACA JUGA:Kisah Uwais Al Qarni Latihan Gendong Sapi untuk Antar Ibunya Naik Haji 

Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bertanya, "Apakah ibunya masih hidup?" Mereka pun menjawab, "Ya." Lalu beliau bersabda, "Panggillah ibunya kemari." Kemudian ibu dari anak tersebut pun datang.

Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda kepada sang ibu, "Bagaimana pandanganmu kalau sekiranya dibuat api unggun yang besar?" 

Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran

Follow Berita Okezone di Google News

Lalu dikatakan ibu tersebut, "Jika engkau memberikan syafaatmu (pertolonganmu –yakni maafmu) kepadanya niscaya akan kami lepaskan dia, dan jika tidak, pasti kami akan membakarnya dengan api."

Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Apakah engkau akan memberikan syafaat kepadanya?"

Perempuan itu menjawab, "Kalau begitu, aku akan memberikan syafaat kepadanya."

Setelah itu Beliau Shallallahu alaihi wassallam bersabda, "Maka jadikanlah Allah sebagai saksinya dan jadikanlah aku sebagai saksinya, sesungguhnya engkau telah meridhoi anakmu."

"Ya Allah sesungguhnya aku menjadikan Engkau sebagai saksi dan aku menjadikan Rasul-Mu sebagai saksi sesungguhnya aku telah meridhoi anakku," ujar ibu tersebut.

Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda kepada anak muda itu, "Wahai anak muda, ucapkanlah Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu."

Anak muda tersebut pun bisa mengucapkannya, dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam kembali bersabda, "Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dengan sebab aku dari api neraka."

Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam At-Thabrani dalam kitabnya Al Mu'jam Kabir dan Imam Ahmad meriwayatkan dengan ringkas. Demikian keterangan Al Imam Mundzir dalam kitabnya At-Targhib Wat-Tarhib.

Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat mengatakan bahwa Imam Ahmad telah meriwayatkan di Musnad-nya juz 4 halaman 382 dari jalan Faa-id bin Abdurrahman dari Abdullah bin Aufa dengan ringkas. 

Namun menurut Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi dalam bukunya berjudul "Waspada terhadap Kisah-Kisah Tak Nyata", derajat kisah tersebut ialah maudhu alias bohong.

Kisah itu pun dilemahkan oleh para ulama lain seperti Al Uqaili, Al Baihaqi, Al Mundziri, Adz-Dzahabi, Ibnu Arraq, Asy-Syaukani, dan sebagainya. Kesimpulanya, hadis ini adalah maudhu', tidak sahih.

Nama Al Qamah dalam kisah tersebut tidak jelas dan tersembunyi. Diperkirakan nama Al Qamah hanya dibuat-buat oleh para pemalsu hadits.

Hal itu lantaran sahabat Nabi yang bernama Al Qamah sangat jauh dari kisah batil tersebut. Hal itu dijelaskan bagi orang-orang yang membaca sejarah sahabat yang bernama Al Qamah, seperti dalam kitab Al-Ishobah oleh Ibu Hajar dan Usdul Ghabah oleh Ibnu Atsir.

Oleh karena itu, Abu Ubaidah mengatakan dalam kisah tersebut tidak didapati secara jelas namanya baik ayah, kakek, nama kabilah, kunyahnya, dan lain sebagainya.

Wallahu a'lam bisshawab. 

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini