YOUTUBER Ria Ricis mendapat kritik keras dari netizen usai diduga membuka aib ART alias asisten rumah tangga di rumahnya yang mencuri roti. Istri dari Teuku Ryan itu pun dianggap telah mengumbar keburukan orang lain untuk dijadikan konten.
"Udah dipecat masih bae dibikin konten. ART-nya ngambil bekas roti sisaan eh dia dapat cuan lebih banyak dengan bongkar aib ART-nya," tulis akun @dhini**** di kolom unggahan @insta_julid.
"Iya tapi kenapa juga perkara ginian dikontenin. Kasihan si karyawannya," komentar @dya****.
BACA JUGA:Roti Favoritnya Dicuri, Ria Ricis Murka hingga Pecat ART
Lantas, bagaimana hukumnya menurut Islam mengumbar aib orang?
Dikutip dari nu.or.id, dosen psikologi Islam Unusia dan UIN Jakarta Ustadz Rakimin Al-Jawiy menjelaskan bahwa Islam melarang perbuatan mengumbar aib orang lain. Ini merupakan salah satu perbuatan dosa. Namun sayangnya di masa sekarang hal ini sudah merebak luas, terjadi di mana-mana.
Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan peringatan keras agar tidak mengumbar aib sesama umat manusia. Allah Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS Al Hujurat Ayat 12)
BACA JUGA:Ria Ricis Promosikan Roti Sobek Usai Pecat Karyawannya, Strategi Marketing?
Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Ibnu Juraij bahwa ayat ini (QS Al Hujurat: 12) turun berkenaan dengan peristiwa salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam yakni Salman al Farisi yang bila selesai makan, suka terus tidur dan mendengkur.
Pada waktu itu ada orang yang menggunjing perbuatannya. Maka turunlah Surat Al Hujurat Ayat 12 yang melarang seseorang mengumpat dan menceritakan aib orang lain.
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Selaras dengan larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam juga melarang mengumbar aib orang lain. Sebagaimana sabda beliau:
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا إِخْوَانًا
"Jauhilah oleh kalian prasangka, sebab prasangka itu adalah ungkapan yang paling dusta. Dan janganlah kalian mencari-cari aib orang lain, jangan pula saling menebar kebencian dan jadilah kalian orang-orang yang bersaudara." (HR Bukhari)
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata aib memiliki arti "malu, cela, noda, salah, ataupun keliru". Menurut Al-Fairuz Abadzi dalam kitab Al-Qamus al-Muhith, secara bahasa, aib (العيب) bermakna cacat atau kekurangan. Bentuk jamaknya adalah uyub. Adapun sesuatu yang memiliki aib, dalam bahasa Arab disebut ma’ib.
Sementara dalam kitab Ad-Dur al-Mukhtar, Al-Hasfaki menyampaikan bahwa sebagian ulama Mazhab Hanafi menjelaskan aib dengan pengertian:
مَا يَخْلُو عَنْهُ أَصْل الْفِطْرَةِ السَّلِيمَةِ مِمَّا يُعَدُّ بِهِ نَاقِصًا
"Suatu bagian yang tidak ada dari asal penciptaannya dan hal itu dianggap sebagai bentuk kekurangan."
Secara psikologis, jika mendengar suatu informasi dari orang lain lalu menjadikan hati merasa tidak enak, maka hal ini dapat disebut aib. Aib dapat berupa peristiwa, keadaan, atau suatu penjelasan.
Seringkali aib sendiri maupun orang lain diumbar secara sadar atau tidak sadar, bahkan diviralkan ke media massa atau media sosial.
Aib merupakan sesuatu yang digambarkan buruk, tidak terpuji, dan negatif. Aib adalah suatu cela atau kondisi yang tidak baik tentang seseorang jika diketahui oleh orang lain akan membuat rasa malu yang membawa kepada efek psikologi yang negatif. Korban akan merasa terzalimi, disudutkan, dan bahkan dilemahkan jati dirinya.
Aib terbagi menjadi dua, yaitu aib khalqiyah yang bersifat kodrati dan Aib khuluqiyah yang berkenaan dengan perilaku. Aib khalqiyah merupakan aib karena terdapat cacat di salah satu organ tubuh atau penyakit yang membuatnya malu jika diketahui oleh orang lain.
Sedangkan yang kedua yaitu aib khuluqiyah yang bersifat fi’li (perilaku) merupakan aib dari perbuatan maksiat, baik yang dilakukan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
"Barang siapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat." (HR Muslim)
Menutup aib orang lain tidak hanya memiliki keutamaan akan menutup aib kita di dunia dan akhirat, tapi juga seperti menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup. Hal ini sebagaimana yang disinyalir oleh hadits Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam yang berbunyi:
"Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya, maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." (HR Abu Dawud)
Oleh karena itu, jauhi ghibah, dusta, prasangka, dan mencari-cari kesalahan orang lain serta menyebarluaskan aib sesama. Jagalah aib orang lain sebagaimana menjaga aib diri sendiri.
Mari amalkan doa yang biasa dibaca Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam pada pagi dan petang, sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Umar radhiyallahu anhu:
اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِينِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِيْ
"Yaa Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu 'Afiyah di dunia dan akhirat. Yaa Allah, aku memohon kepada-Mu 'Afwaa dan 'Afiyah pada urusan agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Yaa Allah, tutupi auratku (aib-aibku)."
Wallahu a'lam bisshawab.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.