CERITA lucu Abu Nawas kali ini bermula ketika suatu hari Baginda Raja memerintahkan semua menteri untuk berkumpul di istana. Setelah semua bawahannya itu berkumpul, Baginda Raja lalu menyampaikan maksudnya.
"Kalian semua aku undang ke sini karena ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan. Yang pertama, aku ucapkan terima kasih kepada kalian karena selama ini kalian telah bekerja keras ikut membantu mengurus negeri yang kita cintai ini," kata Baginda Raja, dikutip dari YouTube Humor Sufi Official, Sabtu (28/1/2023).
"Yang kedua, hari ini adalah hari jadi negeri kita, jadi sebagai rasa terima kasihku, kalian semua akan mendapatkan hadiah," lanjutnya.
BACA JUGA:Cerita Lucu Abu Nawas Dikelabui Burung Kicaunya, Ditolong Malah KaburÂ
Mendengar hal itu, para menteri bersorak kegirangan. "Terima kasih Paduka yang mulia," kata salah seorang menteri.
Di tengah suasana penuh kegembiraan, tiba-tiba salah satu menteri bertanya. "Paduka yang mulia, bukankah Abu Nawas juga sering membantu menangani masalah yang ada di dalam negeri kita. Dia juga sering menghibur Paduka yang mulia, tapi kenapa dia tidak Diundang?"
Seketika Baginda Raja tersadar bahwa dirinya hampir saja melupakan seseorang yang sangat dikagumi akan kecerdikannya. "Terima kasih wahai menteriku, kau telah mengingatkanku," balas Baginda Raja.Â
Kemudian ia memerintahkan beberapa pengawal segera memanggil Abu Nawas. Tidak berapa lama datanglah Abu Nawas ke istana menghadap Baginda Raja.
Sesaat Abu Nawas sempat terkejut karena yang melihat tidak seperti biasanya seluruh menteri istana berkumpul tanpa ada satu pun yang absen.
"Ampun Paduka yang mulia, ada gerangan apa Paduka memanggil hamba? Sepertinya ada masalah yang serius?" tanya Abu Nawas.
"Tidak ada masalah apa-apa Abu Nawas, justru Ini adalah hari yang penuh kebahagiaan," balas Baginda Raja.
"Alhamdulillah kalau begitu, tapi ada tujuan apa hamba dan semua menteri istana diperintah menghadap Paduka?" tanya Abu Nawas lagi.
BACA JUGA:Kisah Abu Nawas Bikin Raja Kegirangan Setelah Diberi Nasihat Agama, Ternyata Ini IsinyaÂ
Baginda Raja lalu memberi tahu akan memberikan hadiah kepada semua menteri, termasuk Abu Nawas. Hadiah yang akan dibagikan tersebut sebagai wujud terima kasih kepada orang-orang yang telah berjasa ikut andil mengurus negeri dan rakyat.
Kemudian Baginda Raja mengajak Abu Nawas dan semua menteri memasuki ruangan besar yang penuh perhiasan emas.
"Saat ini kuhadiahkan kepada kalian sebuah kebebasan sampai waktu yang telah aku tentukan. Silakan peganglah apa yang besar yang ada di dalam ruangan ini dan apa yang berhasil kalian pegang akan menjadi milik kalian," teriak Baginda Raja.Â
Dengarkan Murrotal Al-Qur'an di Okezone.com, Klik Tautan Ini: https://muslim.okezone.com/alquran
Follow Berita Okezone di Google News
Spontan para menteri berhamburan mencari sesuatu yang disenangi. Masing-masing berebut menyentuh perhiasan paling besar agar bisa menjadi miliknya.
Sedangkan Abu Nawas sendiri hanya terdiam. Ia sama sekali tidak ikut memperebutkan hadiah. Abu Nawas tetap berdiri di samping Baginda Raja.
Melihat hal itu, Baginda Raja menjadi heran. "Hei Abu Nawas, kenapa diam saja? Kau tidak butuh hadiah emas?" tanya Baginda Raja.
Ditanya seperti itu, Abu Nawas justru cengengesan sambil terus menatap Baginda Raja. Tanpa diduga dari belakang Abu Nawas memeluk Baginda Raja sangat erat.
"Hey Abu Nawas, apa-apaan ini? Apa yang kau lakukan?" teriak Baginda Raja kesakitan.
Baginda Raja berusaha berontak, namun Abu Nawas makin erat memeluknya, hingga tidak berdaya melakukan sesuatu.
"Abu Nawas, kau sudah gila ya! Lepaskan aku!" teriak Baginda Raja lagi.
Kali ini Baginda Raja berontak sekuat tenaga dan akhirnya Abu Nawas terpental jatuh. Ketika Abu Nawas hendak berdiri dan beranjak, Baginda Raja mengumumkan bahwa waktu yang ditentukan telah habis.
Dari seluruh menteri terlihat masing-masing memegang beberapa perhiasan emas yang berhasil didapatkan.
"Emas yang ada di tangan kalian sepenuhnya adalah milik kalian. Silakan dibawa pulang," kata Baginda Raja.
Maka satu per satu menteri mohon diri pamit pulang. Begitu juga dengan Abu Nawas. Ia mohon pamit kepada Baginda Raja.
"Tunggu Abu Nawas, jangan pulang dulu. Aku masih ada urusan dengan kau," ucap Baginda Raja.Â
Baginda Raja lalu menanyakan kepada Abu Nawas perihal tingkah anehnya yang tiba-tiba memeluk dirinya.
"Maaf Paduka yang mulia, semua menteri Paduka adalah orang-orang bodoh, mereka lebih memilih beberapa harta Paduka, padahal jika mereka memilih Paduka niscaya mereka akan memiliki semua harta itu," ucap Abu Nawas.
"Aku melihat semua harta Paduka sangat aku sukai hingga rasanya sayang sekali jika aku hanya memilih salah satunya, maka aku memeluk Paduka yang mulia agar Paduka menjadi milikku dan aku bisa memiliki semuanya," imbuhnya menjelaskan.
"Maksudmu bagaimana Abu Nawas?" tanya Baginda Raja kebingungan.
"Begini Paduka yang mulia, kebanyakan manusia bodoh di dunia ini lebih memilih harta dunia ketimbang pemilik sejatinya yaitu Allah Subhanahu wa Ta'ala. Banyak manusia berlomba-lomba hanya untuk mendapatkan sebagian kecilnya saja, padahal kalau dia mau memilih dan memiliki Allah, niscaya bukan hanya semua yang ada di muka bumi ini yang akan menjadi miliknya melainkan Allah pun akan menjadi miliknya. Jika Allah telah menjadi miliknya, semuanya akan ia dapatkan."
"Itulah alasannya kenapa hamba memeluk Paduka. Dengan begitu hamba telah memiliki Paduka. Jadi semua yang Paduka miliki kini menjadi milikku juga, termasuk istana dan harta seisinya," papar Abu Nawas sambil cengengesan.
"Kamu memang cerdik Abu Nawas," puji Baginda Raja.
Maka sebagai hadiahnya, Baginda Raja mempersilakan Abu Nawas untuk memilih sendiri. Ia mempersilakan Abu Nawas mengambil hadiah sebanyak yang diinginkan.
Akhirnya tanpa bersusah payah, Abu Nawas bisa mendapatkan hadiah emas yang lebih banyak daripada menteri-menteri istana.
Wallahu a'lam bisshawab.Â
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.