Spontan para menteri berhamburan mencari sesuatu yang disenangi. Masing-masing berebut menyentuh perhiasan paling besar agar bisa menjadi miliknya.
Sedangkan Abu Nawas sendiri hanya terdiam. Ia sama sekali tidak ikut memperebutkan hadiah. Abu Nawas tetap berdiri di samping Baginda Raja.
Melihat hal itu, Baginda Raja menjadi heran. "Hei Abu Nawas, kenapa diam saja? Kau tidak butuh hadiah emas?" tanya Baginda Raja.
Ditanya seperti itu, Abu Nawas justru cengengesan sambil terus menatap Baginda Raja. Tanpa diduga dari belakang Abu Nawas memeluk Baginda Raja sangat erat.
"Hey Abu Nawas, apa-apaan ini? Apa yang kau lakukan?" teriak Baginda Raja kesakitan.
Baginda Raja berusaha berontak, namun Abu Nawas makin erat memeluknya, hingga tidak berdaya melakukan sesuatu.
"Abu Nawas, kau sudah gila ya! Lepaskan aku!" teriak Baginda Raja lagi.
Kali ini Baginda Raja berontak sekuat tenaga dan akhirnya Abu Nawas terpental jatuh. Ketika Abu Nawas hendak berdiri dan beranjak, Baginda Raja mengumumkan bahwa waktu yang ditentukan telah habis.
Dari seluruh menteri terlihat masing-masing memegang beberapa perhiasan emas yang berhasil didapatkan.
"Emas yang ada di tangan kalian sepenuhnya adalah milik kalian. Silakan dibawa pulang," kata Baginda Raja.
Maka satu per satu menteri mohon diri pamit pulang. Begitu juga dengan Abu Nawas. Ia mohon pamit kepada Baginda Raja.
"Tunggu Abu Nawas, jangan pulang dulu. Aku masih ada urusan dengan kau," ucap Baginda Raja.