Ketika mendengar kabar akan dibantainya bayi laki-laki dari Bani Israil, ibunda Nabi Musa Alaihissalam memutuskan menghanyutkan bayi Musa di Sungai Nil. Hingga akhirnya ditemukan oleh Asiyah di sungai dalam sebuah keranjang. Ketika dibuka ternyata seorang bayi mungil.
Firaun sebenarnya sangat ingin sekali membunuh Musa, namun Asiyah mengatakan tidak untuk membunuhnya, di mana Asiyah akan merawat dan membesarkan Musa seperti anak sendiri.
"Begitu ia melihat Nabi Musa Alaihissalam, Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan rasa cinta yang luar biasa kepada bayi ini. Sehingga, istri Firaun benar-benar sayang kepada Nabi Musa. Dikatakan bahwa ia sudah lama tidak punya anak, sehingga ingin punya anak. Cintalah ia kepada anak tersebut," cerita Ustadz Dr Firanda Andirja dalam kanal YouTube-nya.
Firaun melihat Musa dan mirip sekali seperti Suku Bani Israil. Asiyah mengatakan kepada Firaun, "Ini adalah penyejuk hati kita, jangan kau bunuh dia. Semoga dia bermanfaat bagi kita, dan mungkin kita angkat dia jadi anak."
Melihat keimanan Asiyah, bisa disimpulkan bagaimana ia merawat Musa. Pada awalnya adalah karena Asiyah menyaksikan seorang tukang sisir anaknya yang dibunuh oleh suaminya sendiri. Sang tukang sisir bernama Masyitoh itu dibunuh bersama anak-anaknya karena beriman kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Kala itu Masyitoh sedang menyisir rambut anak Firaun, tiba-tiba sisirnya jatuh dan ketika mengangkatnya Masyitoh menyebut "Bismillah". Lalu anaknya itu pun melaporkan kepada ayahnya bahwa ada yang memiliki Tuhan selain Firaun. Bahkan Masyitoh berkata, "Allah itu Rabb-ku dan Rabb bapakmu."