Atas saran si pelayan maka dipanggillah seorang tabib untuk menyembuhkan kebiasaan aneh anak tersebut. Sang tabib menasihati kepada si anak bahwa jika terus menabuh rebana akan melubangi gendang telinganya. Namanya saja anak kecil, dia tidak menghiraukan nasihat tersebut.
Dikarenakan usahanya tidak membuahkan hasil, esok harinya dipanggillah tabib kedua. Tapi tabib kedua mengatakan bahwa menabuh rebana adalah kegiatan suci dan harus dilakukan hanya pada acara-acara khusus. Usaha ini juga menemui kegagalan.
Maka dipanggillah tabib ketiga. "Hamba perhatikan anak tuan memang susah dikendalikan, lebih baik kalian mengalah saja sebagai orangtua," kata tabib ketiga.
"Mengalah bagaimana maksudnya?" tanya tuan menteri.
"Biarkan anak tuan menabuh rebana sesuka hati. Agar tuan sekeluarga tidak terganggu, tutup telinga dengan kapas," saran tabib ketiga.