Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Lebaran di Lebanon, Masyarakat Indonesia Bersyukur Bisa Nikmati Makanan Nusantara

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 26 April 2023 |11:26 WIB
Lebaran di Lebanon, Masyarakat Indonesia Bersyukur Bisa Nikmati Makanan Nusantara
Ilustrasi makanan Indonesia di hari Lebaran. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

DI malam yang penuh kebahagiaan, masyarakat Kota Beirut, Lebanon, bersemangat mengumandangkan takbir dari masjid-masjid. Bahkan dari dalam rumah, gema takbir masih bisa terdengar di kesunyian jalanan yang redup dari cahaya lampu.

Semangat hari kemenangan Idul Fitri terus menyala di keadaan krisis ini. Terasa hampa di luar tetap hangat di dalam hati dengan lantunan takbir mereka.

"Sebagai mahasiswa dan masyarakat Indonesia di negeri 18 agama ini, takbiran sangat sulit dilepaskan dari jiwa yang selalu mencari kampung halamannya," kata pelajar Indonesia Fahri Khalid dalam keterangannya yang diterima Okezone.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Lebanon pun berinisiatif menggelar takbiran bersama diaspora Indonesia dan para mahasiswa.

Pada pagi hari, adzan berkumandang di tengah Kota Beirut, di masjid kebanggan masyarakat Lebanon yang menjadi simbol persatuan setelah perang saudara pada 1975–1990.

Dengan kubah berwarna biru muda inilah masyarakat menjulukinya dengan Masjid Biru. Masjid Muhammad al-Amin diinisiasi oleh gerakan sipil yang berharap akan kedamaian, dan didukung penuh oleh pemerintah.

Pada akhirnya tahun 2002, penandatangan pertama oleh Perdana Menteri Rafik Hariri menandakan dimulainya pembangunan masjid ini.

"Para polisi dan tentara berdiri tegak mengamankan sekitar. Ribuan orang telah memadati ruangan di dalam masjid, dengan terpaksa saya duduk dan mendengarkan khotbah di luar masjid bersama ribuan jamaah lainnya," ungkap Fahri.

"Ternyata duduk di luar meninggalkan bekas yang tidak terlupakan bagi diri sendiri. Melihat kemegahan masjid dengan empat menaranya, serta keadaan sekitar membuat hati ini berguncang, serta tidak lepas mengucapkan tasbih atas ciptaan-Nya," imbuhnya. 

Di lain sisi, tepat di sebelah barat Fahri duduk, pemandangan itu membuat rasa sedih menghampiri. Reruntuhan pelabuhan akibat ledakan beberapa tahun lalu masih utuh dan belum ada perubahan.

Ditutupnya khotbah oleh mufti besar Beirut tanda berakhirnya sholat id di hari itu. Para jamaah melipat sajadah dan mulai bersalam-salaman.

Kenal atau tidak kenal pasti disalami, karena pada hakikatnya semua ini bersaudara. Senyuman tulus yang bertebaran serta ucapan doa selalu terdengar menghiasi pusat Kota Beirut kala itu.

Semua jamaah terlihat sangat senang bisa bertemu kembali dengan hari raya Idul Fitri di tengah kehidupan yang sulit.

"Seusai sholat, saya dan teman-teman mahasiswa lainnya bersiap memenuhi undangan KBRI yang berada di daerah Baabda. Suasana hangat selalu terjadi di tempat ini, semua mengucapkan sholawat dan saling bersalaman satu sama lain," beber Fahri.

Diaspora, staf KBRI, mahasiswa, dan para tentara Indonesia di Lebanon menghadiri serta mendengarkan dengan khidmat nasihat dari Bapak Duta Besar Indonesia untuk Lebanon sebelum ramah-tamah dimulai.

Nasihatnya sangat bermakna dan dilengkapi dengan canda tawa agar semua menikmati Lebaran di tanah ini penuh kegembiraan dengan keluarga baru di sini. 

Menu khas Lebaran sudah tersedia di atas meja yang tersusun rapi. Rendang, opor ayam, semur, sambal kentang, dan ketupat melengkapi indahnya hari suci ini di perantauan.

Rasa rindu terhadap kampung halaman seketika musnah dengan menu yang dihidangkan. Kekeluargaan saat itu sangat terasa ketika saling berkenalan dan menceritakan pengalaman serta suka duka yang didapat di negeri ini.

Jumlah makanan yang lebih banyak dari jumlah yang hadir menyisakan rendang, sambal kentang, dan ketupat yang siap dibungkus oleh para mahasiswa. Seketika terbesit di kepala saya untuk mengenalkan makanan khas Indonesia saat Lebaran kepada teman-teman kampus.

"Keesokan harinya saya mengadakan acara ramah-tamah bersama teman-teman di rumah dengan menyediakan makanan khas Indonesia saat Lebaran. Mereka sangat tertarik dengan penjelasan yang saya berikan," ujar Fahri.

Budaya yang kaya akan keanekaragaman, selalu mempunyai daya tariknya tersendiri. Mereka memakan dengan lahap dan sangat senang bisa menikmati makanan Indonesia di Lebanon.

Kenangan di Hari Kemenangan itu selalu mempunyai ruang tersendiri di perjalanan hidup ini. Kemenangan yang berarti hidup baru yang lebih baik di kemudian hari akan hadir di tempat ini.

Tempat yang selalu menjadi bukti bahwasanya senyuman dan kehangatan di dalam hati menjadi hal yang sangat penting di dalam hidup. Semoga dengan hari kemenangan semua menjadi para pemenang untuk apa yang dicita-citakan. 

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement