LEBARAN di negeri orang pasti memiliki cerita tersendiri. Entah itu dari budayanya yang berbeda ataupun hal-hal lainya. Kali ini ada cerita tentang suasana Lebaran di Libya yang memiliki julukan Negeri Sejuta Hafidz.
Suasana Lebaran
Suasana Lebaran mulai terasa ketika Darul Ifta' Libya mengumumkan awal bulan Syawal di akun media sosialnya. Berbeda dengan negara-negara Arab lainnya seperti Arab Saudi, Mesir, Qatar yang melaksanakan sholat id pada hari Kamis, di Libya dilaksanakan pada Jumat.
Pagi itu setelah sarapan ayam opor yang dimasak semalam, semua berangkat bersama-sama menuju Masjid Syekh Abdussalam Al-Asmar. Di jalan berjumpa beberapa masyarakat yang akan berangkat sholat juga.
Mereka terlihat mengenakan pakaian terbaik dengan wajah yang berseri-seri karena pada dasarnya perayaan hari raya Idul Fitri adalah wujud kebahagiaan dalam menyambut hari yang fitri setelah sebulan berpuasa.
Sengaja berangkat 30 menit lebih awal berharap mendapatkan tempat. Namun siapa sangka, masjid dengan pelantaran luas ini sudah disesaki jamaah. Alhasil, jamaah diarahkan ke lantai dua sebuah bangunan di samping masjid yang biasanya dipakai untuk kelas mengaji.
Akhirnya semua bisa turun dan duduk di pelantaran masjid untuk menyimak khotbah, karena sebagian besar masyarakat di Libya langsung pulang setelah melaksanakan sholat id.
Seusai khotib berkhotbah, akan terlihat masyarakat di sana dari anak-anak hingga orang tua saling berjabat tangan sambil melafaldzkan berbagai doa dan ucapan selamat hari raya.