RAMADHAN merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam di seluruh penjuru dunia, termasuk di Turki. Memiliki sejarah keislaman yang kental, serta Islam yang menjadi agama mayoritas, mengundang daya tarik tersendiri untuk bisa menjalankan ibadah puasa di Negeri Dua Benua ini.
Pada Ramadhan tahun ini, puasa di Turki berlangsung selama 15 jam per harinya. Ini terbilang lebih ringan jika dibandingkan dengan lama waktu puasa di Turki pada tiga atau empat tahun lalu. Ketika itu waktu imsak dimulai pukul 03.00 dini hari dan baru bisa berbuka pada pukul setengah 9 sore.
Namun tetap tidak mudah rasanya menjalani ibadah puasa di negeri orang, meski di negara dengan mayoritas Islam sekalipun. Terbayang suasana Ramadhan yang begitu kental seperti di Indonesia, namun kenyataanya tidak sedikit dijumpai remaja hingga orang tua di Turki makan dengan santainya di siang hari bolong.
Belum lagi makanannya yang sangat berbeda dengan di Indonesia, hingga kurang meriahnya malam takbiran di Turki. Jangan tanya kenapa masyarakat tidak memenuhi jalanan untuk menyenandungkan bait-bait kemenangan, bahkan suara takbiran dari speaker masjid terdengar pelan.
Walau berbeda rasa dengan Indonesia, masakan Turki memiliki cita rasa tersendiri. Begitu pula dengan kebiasaan mereka dalam makan ketika berbuka dan sahur.
Umumnya sebelum makan berat, warga Turki menyantap semacam sup yang bernama corba. Kemudian dilanjut makanan berat serta ditemani dengan serbet, semacam sirup khas Turki. Lalu ditutup manisan.
"Kebanyakan makanan berat yang disantap ketika berbuka puasa adalah olahan dari daging dan roti seperti lahmacun, pide, tavuk sis, ataupun kebab doner. Sedangkan untuk sahur, setelah menyantap corba, makanan yang disantap biasanya lebih sederhana seperti telur, kentang, ataupun menemen (olahan dari tomat)," ungkap Muhammad Zaydan Aidy, pelajar Indonesia di Kota Ankara, Turki, dalam keterangannya yang diterima Okezone, Sabtu (29/4/2023).
Dengan segala perbedaan yang ada, berpuasa di Turki tetap menjadi momen yang berkesan. Itu karena selalu ada hal dan tempat menarik untuk diketahui dan dikunjungi guna melalui waktu selama bulan Ramadhan.
Burung-burung terbang sepanjang hari, hinggap di patung seorang tokoh yang sangat dihargai di sini yakni Mustafa Kemal Ataturk. Lalu lalangnya manusia di pasar tradisional serta padatnya kegiatan transportasi umum menggambarkan suasana keseharian di sana. salah satunya wilayah Ulus.