Kemudian dalam dunia biologi, Ar-Razi mengembangkan sistem klarifikasi primitif serta membagi zat menjadi hewani, nabati, dan mineral yang membuka jalan bagi kimia organik dan anorganik.
Dalam bidang neurologi, Ar-Razi adalah sosok di balik pernyataan saraf memiliki fungsi motorik atau sensorik. Selain itu, dia juga menggambarkan tujuh saraf cranial dan 31 tulang belakang. Bahkan, Ar-Razi tahu tugas urutan numerik langsung dari optik ke saraf hypoglossal.
Lebih lanjut dalam bukunya yang inovatif yang disebut kitab Al Hawi dan Al Mansuri Fi At-Tibb, Ar-Razi menunjukkan kemampuan luar biasa untuk melokalisasi lesi, menjelaskan pilihan terapi, dan melaporkan pengamatan klinis sambil menekankan korelasi antara lokasi anataomi lesi dan tanda-tanda klinis.
Dalam dunia bedah, Ar-Razi adalah dokter pertama di dunia yang menggunakan opium sebagai anestesi. Kemampuannya yang luar biasa tentang anatomi saraf kranial dan saraf tulang belakang, membuat dirinya mampu melokalisasi lesi pada sistem saraf.
Selain itu, dia pertama kali secara jelas memisahkan dan mengenali gegar otak dari kondisi neurologis serupa lainnya.