Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Ar-Razi, Ilmuwan Muslim Penemu Penyakit Cacar

Muhammad Sukardi , Jurnalis-Selasa, 30 Mei 2023 |08:16 WIB
Mengenal Ar-Razi, Ilmuwan Muslim Penemu Penyakit Cacar
Ilustrasi ilmuwan Muslim Ar-Razi penemu penyakit cacar. (Foto: Istimewa/Wikimedia Commons)
A
A
A

AR-RAZI merupakan salah satu ilmuwan Muslim berpengaruh di dunia dalam bidang kedokteran. ia memiliki nama lengkap Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia Barat.

Ar-Razi adalah salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864–930 Masehi. Ia lahir di Rayy, kini dikenal sebagai ibu kota Teheran, pada tahun 251 Hijriah/865 M dan wafat pada tahun 313 H/925 M.

Info grafis ilmuwan Muslim paling berpengaruh di dunia. (Foto: Okezone)

Ar-Razi sejak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika, dan kesastraan. Sedari belia dia terkenal sebagai anak yang cerdas.

Itu dibuktikan saat dirinya mengenyam pendidikan dalam banyak bidang keilmuan, kedokteran umum, filsafat, kimia, musik, dan matematika. Berkat banyaknya ilmu yang dikuasai, Ar-Razi dikenal sebagai Rhazes di negara-negara Barat.

Ilmu tersebut ia pelajari dengan sungguh-sungguh dan menjadikannya sebgaai salah seorang ilmuwan Muslim terkenal dunia. Dilansir laman TRT World, Ar-Razi menulis 224 buku tentang berbagai subjek.

Tapi satu buku yang paling terkenal ialah Al Hawi fi al Tibb atau Ensiklopedia Medis yang dikenal sebagai Liber Continens Europe. Buku ini menjadi rujukan utama bagi kemajuan ilmiah masyarakat Eropa. 

Saat menulis buku tersebut, Ar-Razi menyurvei pengobatan Yunani, Suriah, Arab, serta beberapa pengetahuan medis India. Sehingga, apa yang ia tuliskan menjadi sangat luas dan akhirnya menjadi pedoman utama banyak institusi pendidikan di Eropa.

Hal yang mesti diketahui ialah Ar-Razi sosok di balik terciptanya asam sulfat. Ini bisa ia temukan berkat ilmu kimia, matematika, dan kedokteran yang dikuasai.

Pemahamannya pada dunia kedokteran juga mendorongnya untuk menulis monograf pertama tentang pediatri atau dikenal dalam bahasa Latin sebagai Practica Puerorum. Monograf ini menjelaskan dengan detail apa itu cacar dan campak.

Tidak berhenti di situ, Ar-Razi juga merupakan seorang pelopor neuroanatomi dan neurologi terapan. Bahkan, menurut beberapa sumber, Ar-Razi juga menguasai penyakit mental.

Pengetahuan mendalam Ar-Razi tentang berbagai keilmuan membuatnya mendapat reputasi sebagai salah seorang dokter terhebat pada masanya. Ia pun menyediakan beasiswa untuk masyarakat dari berbagai daerah dan latar belakang.

Dalam dunia kimia, Ar-Razi menjelaskan penyebab dan konsekuensi dari beberapa reaksi kimia. Dia juga mampu menggambarkan 20 elemen yang dapat diterapkan untuk menyelidiki bahan kimia. 

Kemudian dalam dunia biologi, Ar-Razi mengembangkan sistem klarifikasi primitif serta membagi zat menjadi hewani, nabati, dan mineral yang membuka jalan bagi kimia organik dan anorganik.

Dalam bidang neurologi, Ar-Razi adalah sosok di balik pernyataan saraf memiliki fungsi motorik atau sensorik. Selain itu, dia juga menggambarkan tujuh saraf cranial dan 31 tulang belakang. Bahkan, Ar-Razi tahu tugas urutan numerik langsung dari optik ke saraf hypoglossal.

Lebih lanjut dalam bukunya yang inovatif yang disebut kitab Al Hawi dan Al Mansuri Fi At-Tibb, Ar-Razi menunjukkan kemampuan luar biasa untuk melokalisasi lesi, menjelaskan pilihan terapi, dan melaporkan pengamatan klinis sambil menekankan korelasi antara lokasi anataomi lesi dan tanda-tanda klinis.

Dalam dunia bedah, Ar-Razi adalah dokter pertama di dunia yang menggunakan opium sebagai anestesi. Kemampuannya yang luar biasa tentang anatomi saraf kranial dan saraf tulang belakang, membuat dirinya mampu melokalisasi lesi pada sistem saraf.

Selain itu, dia pertama kali secara jelas memisahkan dan mengenali gegar otak dari kondisi neurologis serupa lainnya. 

Ar-Razi juga dikenal sebagai dokter dermawan. Dia adalah dokter pertama yang memberi bekal sejumlah uang setelah pasien dinyatakan sembuh dan bisa pulang ke rumah. Uang tersebut dimaksudkan sebagai bekal mendesak saat pasien kembali ke rumah.

Konsep yang diterapkan Ar-Razi ini kemudian melahirkan apa yang sekarang biasa dikenal dengan istilah permohonan untuk perawatan jiwa setelah dirawat di rumah sakit.

Namun dari banyaknya penghargaan luar biasa di bidang kedokteran, kimia, dan biologi; karya filosofinya banyak diabaikan selama berabad-abad. Sampai akhirnya pada abad ke-20, karya Ar-Razi mendapat pengakuan dunia.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement