Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Beda Fasilitas Bandara Jeddah dan Madinah untuk Kedatangan Jamaah Haji

Maruf El Rumi , Jurnalis-Rabu, 07 Juni 2023 |15:57 WIB
Ini Beda Fasilitas Bandara Jeddah dan Madinah untuk Kedatangan Jamaah Haji
Beda Fasilitas Bandara Jeddah dan Madinah (Foto: MCH 2023)
A
A
A

JEDDAH - Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah akan menjadi pendaratan jamaah haji Indonesia gelombang kedua.

Secara bangunan bandara ini bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbaik di Timur Tengah. Bandara King Abdulaziz diambil dari nama Raja Arab Saudi pertama, Abdul Aziz dari Arab Saudi.

Pembangunan bandara ini dimulai 1974, dan selesai tahun 1980. Tapi baru pada 31 Mei 1981, bandara ini dibuka untuk layanan penuh. Bandara King Abdulaziz ini dirancang oleh Fazlur Rahman Khan dari perusahaan arsitektur Skidmore, Owings dan Merrill LLP (SOM) dan direkayasa Horst Berger saat di Geiger Berger Associates.

Karena kedekatan Jeddah ke kota suci Makkah, bandara ini memiliki satu fitur khusus yaitu Terminal Haji yang khusus dibangun untuk jamaah haji.

"Untuk jamaah haji Indonesia, perbedaan antara bandara Madinah dan Jeddah ini pada fasilitas terminal yang diberikan," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Haryanto kepada Media Center Haji (MCH).

Jika di Bandara Amir Mohammed bin Abdulaziz, Madindah memiliki fasilitas terminal zero untuk jamaah haji, di Bandara King Abdulaziz tidak ada. Tapi, tetap ada terminal fast track di mana jamaah tidak harus melewati pemeriksaan imigrasi karena sudah dilakukan saat di Bandara Soekarno-Hatta.

Terminal zero menjadi salah satu pelayanan cepat yang diberikan di Bandara Madinah. Jamaah yang bergerak ke terminal zero, tidak perlu transit karena mereka langsung melanjutkan perjalanan ke hotel tempat menginap, meski tetap menjalani pemeriksaan imigrasi.

Terminal zero, dibuka untuk mengurai kepadatan jamaah setelah melewati imigrasi, karena status pelayanannya berada di antara fast track dan reguler. Tidak perlu transit di paviliun layaknya fast track, tapi tetap melakukan proses pemeriksaan imigrasi seperti reguler.

 

Dikatakan Haryanto, terminal fast track nanti ditempatkan di terminal haji. Sedangkan jamaah dari embarkasi di luar Jakarta Pondok Gede (JKG) akan keluar dari terminal A sampai E dengan jarak cukup jauh. Bedanya, terminal A hanya dikhususnya penerbangan dengan pesawat Saudi Airlines, sedangkan untuk Garuda Indonesia keluar dari terminal B sampai E.

"Karena jarak cukup jauh, nantinya jamaah bisa menggunakan fasilitas mobil golf untuk menuju ke paviliun tempat transit jamaah. Di Madinah juga ada fasilitas mobil golf, tapi dimaksimalkan untuk jeamaah lansia atau difabel. Di Jeddah bisa digunakan jamaah lain juga," tambah Haryanto.

Jika tidak ada perubahan rencana, jamaah haji Indonesia gelombang kedua berjumlah 272 kloter. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan gelombang pertama 262 kloter.

Hanya saja angka itu masih belum temasuk kuota haji tambahan dari pemerintah Arab Saudi berjumlah 8.000 jamaah. "Rencana nanti akan ada 18 kloter untuk penerbangan hari pertama gelombang kedua di Jeddah," tandas Haryanto.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement