Itu menunjukkan bahwasanya sembelihan di Idul Adha adalah merupakan sembelihan yang agung, sembelihan yang besar disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini memberikan kepada kita simbol bahwasanya seorang hamba hendaklah mengorbankan dirinya terhadap Rabbul ‘Alamin, Rabb yang telah menciptakan dirinya, yang telah memberikan kepada dia berbagai macam kenikmatan-kenikmatan yang sangat banyak kepadanya. Itulah iman, itulah ketaatan dan ketundukan.
Ketika seorang hamba menyembelih kambingnya tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwa itu adalah sembelihan yang agung dan besar. Ia adalah ibadah. Sebagaimana Allah berfirman:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾ لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ
“Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Rabbul ‘Alamin. Tidak ada sekutu bagi Dia.” (QS Al An'am: 163)
Penyembelihan ini merupakan simbol tauhid (pengesahan hanya kepada Allah). Bahwasanya ibadah hanya milik Allah Rabbul ‘Izzah. Bahwasanya ibadah murni untuk Allah semata.
Oleh karena itu, saudaraku..
Hendaklah seorang berusaha semampu mungkin untuk melaksanakan ibadah yang besar dan agung ini. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ وَجَدَ مِنْكُمْ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلَا يَقْرَبَنَّ مُصَلَّانَا
“Siapa yang mendapatkan kelebihan harta tapi dia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati mushola kami.”
Ancaman dari Rasulullah bagi orang yang diberikan kemampuan untuk berqurban, tapi dia tidak melaksanakan ibadah yang agung ini.
Bagaimana tidak, saudaraku? Ini adalah sebuah ibadah yang besar sekali di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan. Allah berfirman:
لَن يَنَالَ اللَّـهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ
“Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darah qurban. Akan tetapi yang sampai kepada Allah adalah ketakwaan diantara kalian” (QS Al Hajj: 37)
Na’am.. Ketakwaan, keikhlasan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah Rabbul ‘Alamin.
Sesungguhnya dalam kejadian ini terdapat pelajaran buat orang yang mau berpikir. Sesungguhnya dalam penyembelihan hewan qurban ini terdapat pelajaran yang sangat agung yang bisa kita petik darinya. Ia adalah merupakan pentauhidan Allah yang merupakan inti dakwah seluruh Nabi dan Rasul.
Dilansir dari laman Radiorodja, disebutkan bahwa menyembelih termasuk ibadah. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ
“Semoga Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim)
Ummatal Islam,
Ia adalah merupakan simbol ketundukan kepada Allah yang ditunjukkan oleh sikap Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was Salam kepada perintah-perintah Allah. Sungguh ketundukan yang luar biasa. Ketika seorang hamba siap dirinya berkorban bahkan sampai mengorbankan nyawanya sekalipun dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh ketundukan yang luar biasa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ia adalah merupakan simbol ittiba’. Mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karena itu seorang mukmin berusaha untuk mencari sesuatu amalan dari qurban ini yang paling sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang hatinya masih sehat, orang yang hatinya masih selamat, dia akan lebih memperhatikan lurusnya amal ibadah daripada ibadah itu sendiri. Hal sebagaimana dikatakan oleh Imam Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan.
Ummatal Islam,
Ia adalah merupakan simbol kesabaran. Ketika seorang hamba berusaha sabar untuk mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala, hal itu menunjukkan keimanan kepada Allah. Karena memang mentaati Allah butuh kesabaran, saudaraku. Sebagaimana menjauhi kemaksiatan Allah pun butuh kesabaran, saudaraku.
Bayangkan apabila kita tidak diberikan kesabaran. Barangkali kita tidak akan mampu mentaati Allah. Karena syahwat begitu besarnya, hawa nafsu begitu kuatnya, sementara iblis dan bala tentaranya tak pernah diam menggoda dan menyesatkan manusia. Oleh karena itu Ali bin Abi Thalib berkata bahwa sesungguhnya kesabaran bagi iman bagaikan kepala bagi tubuh. Mungkinkah tubuh akan hidup tanpa kepala? Demikian pula iman tidak akan pernah hidup tanpa kesabaran.
Ikhwatal Islam A’azzaniyallahu waiyyakum..
Sungguh ibadah yang agung ini memberikan kepada kita banyak sekali hikmah-hikmah. Maka dari itulah seorang muslim berusaha bukan hanya berqurban dan menyembelih. Akan tetapi ia mengambil dan memetik hikmah-hikmah yang agung dibalik daripada ibadah itu sendiri.
أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم