Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Luar Biasa! Ini Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Sangat Sayang Dilewatkan

Hantoro , Jurnalis-Minggu, 18 Juni 2023 |12:18 WIB
Luar Biasa! Ini Keutamaan Puasa Dzulhijjah, Sangat Sayang Dilewatkan
Ilustrasi keutamaan puasa Dzulhijjah. (Foto: Freepik)
A
A
A

LUAR biasa! Ini keutamaan Puasa Dzulhijjah, sangat sayang dilewatkan. Puasa Dzulhijjah merupakan salah satu amal salih bernilai tinggi pada bulan Dzulhijjah.

Dilansir Rumaysho.com, dari muda asal Yogyakarta Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal M.Sc menerangkan bahwa 10 hari awal bulan Dzulhijjah adalah waktu utama mengerjakan amal salih. Di antaranya dengan banyak dzikir, bertakbir, dan termasuk pula puasa.

Info grafis doa buka puasa. (Foto: Okezone)

Di antara yang menunjukkan keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadis Ibnu 'Abbas, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

« مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ». يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».

"Tidak ada satu amal salih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal salih yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah). Para sahabat bertanya: 'Tidak pula jihad di jalan Allah?' Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: 'Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satu pun'."

(HR Abu Dawud nomor 2438, At-Tirmidzi 757, Ibnu Majah 1727, dan Ahmad 1968, dari Ibnu ‘Abbas. Syekh Al Albani mengatakan hadis ini shahih. Syekh Syu'aib Al Arnauth mengatakan sanad hadis ini sahih sesuai syarat Bukhari-Muslim) 

Keutamaan Puasa Dzulhijjah

Adapun dalil yang menunjukkan keutamaan puasa awal bulan Dzulhijjah karena dilakukan pula oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagaimana diceritakan dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.

"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari 'Asyura' (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …" (HR Abu Dawud nomor 2437. Syekh Al Albani mengatakan hadis ini sahih)

Di antara sahabat yang mempraktikkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin, dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. (Latho-if Al Ma’arif, halaman 459)

Inti dari penjelasan ini, boleh berpuasa penuh selama sembilan hari di awal bulan Dzulhijjah (tanggal 1 sampai 9) atau berpuasa pada sebagian harinya saja. Bisa diniatkan dengan puasa Daud atau bebas pada hari yang mana saja. 

Namun jangan sampai meninggalkan puasa Arafah (9 Dzulhijjah), karena akan menghapuskan dosa selama dua tahun. Hal ini berdasarkan hadis Abu Qotadah, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

"Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim nomor 1162)

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement