Allah Subhanahu wa Ta'ala memperlihatkan kuasa-Nya. Allah menghendaki Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam masuk pertama kali ke Masjidil Haram keesokan harinya.
Para pemimpin suku-suku sebelumnya sudah bersepakat bahwa yang akan mengatur peletakan Hajar Aswad adalah orang yang pertama kali masuk Masjid Al Haram.
Tidak ada yang mengira kalau Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang pertama kali masuk. Melihat itu, mereka semua sepakat untuk diatur oleh Nabi Muhammad.
Mereka pun tahu bahwa Rasulullah adalah orang jujur yang tidak pernah menipu. Lalu diberitahukanlah kepada beliau tentang apa yang diperselisihkan oleh para suku-suku jazirah Arab.
Setelah paham, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam mulai mendamaikan para suku-suku yang ada. Beliau memulai jalan damainya dengan menggelar sorban dan meletakkan batu Hajar Aswad di atasnya.
Kemudian Rasulullah meminta masing-masing pimpinan suku memegang setiap ujung sorban dan mengangkatnya bersamaan sampai ke tempat Hajar Aswad.
Lalu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam menurunkan batu itu dari sorban ke tempat semestinya. Semua kepala suku itu pun senang, sebab mereka semua mendapat kehormatan yang sama dan adil dalam memindahkan Hajar Aswad yang sejak beberapa hari mereka perdebatkan.