MAKKAH - Daging dam Haji Tamaattu dari petugas dan jamaah haji Indonesia akan dikirim dan dibagikan untuk masyarakat di Indonesia.
Total ada 3.166 ekor kambing dari dam jamaah dan petugas yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) Ukaisyah yang akan dikemas, lalu dikirimkan ke Indonesia dan akan dibagi ke beberapa wilayah untuk menyukeskan program pengentasan stunting.
Kepala Daerah Kerja (Dakker) Makkah Khalilurrahman mengatakan, langkah tersebut merupakan inovasi terbaru dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Inovasi ini menurutnya dibuat dalam rangka memberikan nilai manfaat sosial bagi masyarakat di Indonesia.
Menurut Khalil, selama ini manfaatnya untuk individu, personal, spiritual. "Tahun ini yang berhaji bisa memberi manfaat sosial horizontal yang manfaatnya dirasakan fakir miskin, juga dalam rangka menyukseskan program pemerintah penuntasan stunting," kata Khalil kepada Media Center Haji (MCH) 2023.
Program tersebut dilaksanakan atas kerja sama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Khalilurrahman berharap, pengiriman daging Dam ini dapat membantu menyukeskan program pengentasan stunting yang sedang digalakkan pemerintah Republik Indonesia.
"Ini adalah proses persiapan sebelum daging dikirim ke Indonesia. Kambing yang sudah disembelih, dipotong, dan dikemas dalam kardus ukuran 3,5 Kg. Ini diprediksi akan mencapai lebih dari 6.000 kardus," lanjutnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Halalan Global Utama Fitriani Mamonto sebagai pihak pengelola pengiriman dan pendistribusian daging mengatakan, daging ini akan dibawa ke pabrik di Solo Jawa Tengah, diolah menjadi rendang dan dikemas dengan ukuran 150 gram per kantung. Diperkirakan akan ada 60.000 kantung rendang siap saji yang akan dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan.
"Yang akan kita olah adalah daging utuh tanpa tulang. Jadi dari satu kambing yang disembelih, prediksinya akan jadi kurang lebih 20 kantung. Jadi totalnya akan jadi kurang lebih 60.000 kantung dan mudah-mudahan bisa lebih," ujar Fitriani.
Makanan siap saji ini bisa jadi inovasi untuk bantuan darurat, misalnya, saat bencana alam. Selain itu, distribusi daging ini juga untuk mendukung program pengentasan stunting tanpa membebani APBN. Dikatakan Fitriani, inovasi ini sangat positif.
"Selama ini kami hanya mereka-reka apa bisa jalan atau tidak. Alhamdulillah dengan adanya kerja sama dan berkordinasi dengan pihak Baznas mudah-mudahan program ini dapat lancar dan berkelanjutan," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)