Pergauli Istri dengan Baik
Selain itu, Gus Baha juga mengingatkan bahwa sedari awal Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan untuk menggauli istri dengan baik dan patut. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam Surat An-Nisa Ayat 19:
وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِ
"Dan bergaullah dengan mereka secara patut."
"Pokoknya seorang istri digauli secara baik dan lanjutan setelah itu adalah kalau suatu saat kalian tidak cocok (فَإِن كَرِهۡتُمُوهُنَّ). Maka kata Allah Subhanahu wa Ta'ala dinikmati saja, karena itu menambah khazanah, menambah kearifan, menambah kedewasaan," terang Gus Baha.
Secara ilmiah, suami istri tentu banyak perbedaan, mulai perbedaan watak, gen, maupun latar belakang. Sehingga kesalahpahaman dan konflik lumrah terjadi dalam rumah tangga.
"Saya minta nikah itu mula'abah. Diingat-ingat ini nasihatnya Nabi. Jadi rileks, jangan membicarakan nanti tinggal di mana? Kerja di mana? Pokoknya yang ruwet-ruwet dihilangkan," jelasnya.
Sebab, Nabi dengan istrinya penuh dengan mula'abah dan penuh guyonan. Pernah Aisyah cemburu karena Nabi sering menyebut Khadijah. Aisyah kemudian berkata, "Ya Rasulullah, jangan sering sebut (Khadijah), engkau telah diberi ganti yang lebih muda."
Fatimah lalu berkonsultasi kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam karena merasa ibunya dicibir. Jawaban Nabi ternyata unik dan rileks.
"Ya bilang saja, hebat ibuku. Ibuku itu janda dapat jejaka. Kamu meski perawan, dapat duda. Nabi justru menjawab dengan santai dan logika. Tidak lantas langsung berkata, 'Huss kualat, tidak baik," pungkasnya.
Wallahu a'lam bisshawab.
(Hantoro)