Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Maulid Nabi, Gus Baha Jelaskan Keutamaan Saling Memaafkan

Hantoro , Jurnalis-Kamis, 28 September 2023 |08:28 WIB
Maulid Nabi, Gus Baha Jelaskan Keutamaan Saling Memaafkan
Ilustrasi di momen Maulid Nabi ini simak tausiyah Gus Baha tentang keutamaan saling memaafkan. (Foto: YouTube TVNU)
A
A
A

DI momen Maulid Nabi ini, sangat penting menyimak tausiyah KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha tentang keutamaan saling memaafkan. Ia menyatakan saling memaafkan sangat diperlukan ketika hidup berdampingan dengan keberagaman yang sudah ada sejak dahulu.

Gus Baha mengungkapkan, sikap saling memaafkan juga penting untuk mewujudkan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat yang beragam.

Ilustrasi Maulid Nabi. (Foto: Shutterstock)

Menurut Gus Baha, banyak cerita zaman dahulu yang menunjukkan kebaikan ulama dalam hidup bersosialisasi di tengah keberagaman.

"Nabi Ibrahim sempat ditegur oleh Allah memberi makan orang Majusi yang sedang kelaparan dengan satu syarat, yaitu mau beriman kepada Allah. Namun, orang Majusi tersebut keberatan dan menjadikan Nabi Ibrahim urung memberikan makanan. Lantas, Allah menegurnya," ungkap Gus Baha, seperti dikutip dari Kemenag.go.id, Kamis (28/9/2023).

"Nabi Ibrahim ditegur oleh Allah karena Allah saja memberi makan orang Majusi itu selama puluhan tahun, padahal dia tidak beriman. Lantas, Nabi Ibrahim memanggil orang Majusi tersebut untuk diberi makan," lanjutnya mengisahkan. 

Diceritakan pula oleh Gus Baha, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam memaafkan Da'sur, seorang yang sangat benci kepada Nabi dan hampir membunuhnya. Namun, Nabi memaafkannya dan menyuruhnya pergi, hingga akhirnya Da'sur masuk Islam.

Sikap pemaaf Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam itu juga diberikan kepada orang kafir Quraisy yang sudah masuk Islam. Bahkan, mereka sempat takut karena sebelumnya sangat memusuhi Nabi.

"Orang Quraisy ini berkata, 'Saya saksikan engkau sebagai orang yang tidak berperilaku bengis. Engkau adalah saudara yang terhormat.' Lantas Nabi memaafkan mereka sebagaimana Nabi Yusuf Alaihissallam memaafkan saudara-saudaranya yang telah berusaha membunuhnya," kata Gus Baha.

Ia mengatakan, begitu banyaknya keteladanan Nabi dan ulama terdahulu ini harus menjadi ibrah (pelajaran) bagi umat Islam untuk saling memaafkan antar-teman, tetangga, dan warga negara Indonesia. 

Kisah lain yang patut dijadikan teladan adalah sikap memberi Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam tanpa pamrih.

"Suatu saat Nabi pernah diprotes oleh sahabatnya mengapa Nabi bersedekah kepada sahabat yang tidak biasa bersedekah? Menurut mereka ini tidak adil," kisah Gus Baha.

"Inilah cara berpikr Nabi bahwa seseorang yang bersedekah namun mengharapkan imbalan itu tidak bermental memberi. Padahal mental memberi itu seperti pengorbanan pahlawan negara yang berjuang tanpa pamrih untuk kemerdekaan negara," pungkasnya.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement