Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Cara Rasulullah dan Para Sahabat Menentukan Penggantinya sebagai Amirul Mukminin

Hantoro , Jurnalis-Senin, 19 Februari 2024 |11:14 WIB
Ini Cara Rasulullah dan Para Sahabat Menentukan Penggantinya sebagai Amirul Mukminin
Ilustrasi kisah Rasulullah dan para sahabat menentukan penggantinya sebagai amirul mukminin. (Foto: Istimewa/nu.or.id)
A
A
A

SANGAT penting diketahui cara Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam menentukan penggantinya sebagai amirul mukminin atau pemimpin orang-orang beriman. Hal ini juga diterapkan para sahabat Rasulullah.

Ustadz Dr Khalid Basalamah Lc MA mengisahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam ketika tiba di Kota Madinah dalam fase hijrahnya pada tahun 1 Hijriah, langsung menjadi pemimpin. Itu karena beliau adalah seorang nabi atau orang yang sangat paham tentang agama Allah Subhanahu wa Ta'ala. 

Kemudian dilanjutkan estafet kepemimpinannya oleh para khulafaur rasyidin setelahnya yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Ketika itu Nabi Shallallahu alaihi wassallam menunjuk agar yang menggantikan imam sholat adalah Abu Bakar.

"Alasannya tentu cukup banyak, tapi kalau kita kerucutkan pendapat para ulama mengatakan karena memang ada hadits Nabi Shallallahu alaihi wassallam, kalau seandainya iman Abu Bakar ditimbang di sebuah timbangan, keyakinannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan keseriusan menerima agama ini, dan ditimbang di timbangan yang sebelahnya seluruh imannya umat ini, jadi seluruh sahabat, tabiin, kita semuanya ini, yang belum lahir pun umat Islam sampai hari kiamat, semuanya imannya disatukan di timbangan sebelahnya tetap iman Abu Bakar lebih berat," kata Ustadz Khalid Basalamah dalam kanal YouTube Abdel Achrian.

Ia melanjutkan, berarti kasusnya adalah memang karena keimanan dan pemahaman agama Islam. Kemudian Abu Bakar dinobatkanlah menjadi pemimpin pada saat itu.

Setelah itu Abu Bakar menulis wasiat di saat beliau sakit. Waktu itu sekretarisnya adalah Utsman bin Affan.

Beliau mengatakan tulislah ini wasiat dari Abu Bakar amirul mukminin atau pemimpin orang beriman atau raja kepada kaum Muslimin mewasiatkan kepada Umar bin Khattab karena dia adalah orang yang paling paham agama Islam. Maka dengan surat wasiat itu Umar diangkat menjadi pemimpin.

Umar juga ketika hendak wafat, akibat ditusuk oleh Abu Lu'lu, sehingga akhirnya tinggal menunggu masa meninggal saja beberapa hari, beliau mengumpulkan enam orang sahabat yang tersisa hidup yang dijamin masuk surga.

Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, dan Saad bin Abi Waqqas. Enam orang ini dikumpulkan oleh Umar di rumahnya.

Lalu Umar mengatakan, "Ini ada ruangan saya. Saya sering pakai ruangan ini untuk memecahkan perkara umat. Sekarang kalian masuk ke sini dan saya tunjuk Abdurrahman bin Auf sebagai ketua majelisnya. Jangan keluar dari ruangan ini kecuali kalian sudah pilih salah seorang dari kalian untuk menjadi pemimpin pengganti saya, karena alasannya kalian berenam adalah orang yang paling paham agama ini."

"Jadi selalu larinya kepada pemahaman agama," terang Ustadz Khalid Basalamah.

Kemudian Abdurrahman bin Auf saat masuk ke ruangan itu berkata, "Amir mukminin Umar bin Khattab sudah menunjuk saya menjadi ketua majelis, maka saya mengundurkan diri dari kandidat, karena saya tidak ingin bertanggung jawab di depan Allah pada hari kiamat. Tinggal kalian berlima saja."

Berlima ini kemudian berdiskusilah. Abdurrahman menengahi dengan cara menyebutkan siapa di antara lima orang ini yang paling banyak keutamaannya disebutkan oleh Nabi Shallallahu alaihi wassallam.

Maka mengerucutlah kepada dua orang: Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu ajma'in. Utsman unggul satu atau dua hadits saja, di antaranya tentang beliau membeli satu sumur namanya Sumur Rumat yang diambil airnya untuk para mujahidin saat mau Perang Tabuk.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement