Sesaat Abu Nawas ragu dengan tawaran ketua perampok tersebut. "Kalaupun aku lari pasti akan mudah ditangkap oleh mereka dan bisa-bisa dibunuh. Lebih baik aku datangi saja. Hanya kepada Allah, aku meminta perlindungan," ucap Abu Nawas dalam hati.
Lalu Abu Nawas memberanikan diri menghampiri mereka. "Tuan mau mengambil barang titipan Tuan?" tanya ketua perampok.
"Benar, aku ke sini berniat untuk mengambilnya," jawab Abu Nawas.
"Ambilah dan segera tinggalkan tempat ini," ucap ketua perampok.
Abu Nawas sempat terkejut dan heran dengan ucapannya. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, Abu Nawas segera mengambil emas titipannya dan pergi meninggalkan tempat itu.
Saat Abu Nawas berjalan menjauh, sayup-sayup mendengar percakapan para komplotan perampok tersebut.
"Kenapa Tuan membiarkan orang asing itu mengambil hartanya?" tanya salah satu anak buah.
Sang ketua perampok menjawab, "Orang asing itu telah memercayaiku seperti aku mempercayai Allah akan menerima tobatku. Aku hargai kepercayaan orang asing itu agar Allah menghargai kepercayaanku pula."
Mendengar hal itu barulah Abu Nawas tahu bahwa sebenarnya si ketua perampok adalah orang yang ingin bertobat. Allahu a'lam.
(Hantoro)