Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenapa Hilal Harus 3 Derajat Baru Bisa Dikatakan Bulan Baru?

Hantoro , Jurnalis-Selasa, 05 Maret 2024 |11:00 WIB
Kenapa Hilal Harus 3 Derajat Baru Bisa Dikatakan Bulan Baru?
Ilustrasi hilal 3 derajat pertanda bulan baru. (Foto: Reuters)
A
A
A

Sebagaimana diketahui bahwa di Indonesia kerap terjadi perbedaan penentuan awal bulan Ramadhan serta Syawal. Hal ini dikarenakan adanya beda dalam memahami nash (dalil) dan metode pengambilan hukumnya (istinbath).

Ada organisasi kemasyarakatan Islam yang mengaplikasikan secara independen metodologi hisab (wujudul hilal). Secara hisab, posisi hilal di wilayah Indonesia berada pada ketinggian antara 1 sampai 2 derajat. Ini artinya hilal sudah di atas ufuk, sehingga telah dinilai hisab wujudul hilal.

Ada juga ormas Islam yang menggunakan metode rukyatul hilal. Meski mereka juga melakukan penghitungan secara astronomis (hisab), keputusannya masih menunggu hasil pemantauan hilal. 

Sementara Pemerintah Indonesia, sesuai Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 2 Tahun 2004, menggunakan keduanya yakni hisab dan rukyatul hilal. Demikian dilansir Kemenag.go.id.

Hasil perhitungan hisab digunakan sebagai informasi awal, dan selanjutnya dikonfirmasi melalui mekanisme rukyat. Hasil hisab dan rukyat selanjutnya dibahas bersama ormas Islam, duta besar negara sahabat, serta para pakar dalam sidang isbat.

Selain itu, sebagai penengah, pemerintah juga terus menginisiasi penggunaan metode "imkaan al-ru'yah" dan terus menyosialisasikan hal ini kepada seluruh ormas Islam. Perbedaan pendapat dalam fikih itu biasa, sesuatu yang lumrah dan wajar terjadi.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement