Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Wafatnya Khadijah di Bulan Ramadhan Usai Setia Mendampingi Perjuangan Dakwah Rasulullah

Khusnul Khatimah , Jurnalis-Rabu, 20 Maret 2024 |09:02 WIB
Kisah Wafatnya Khadijah di Bulan Ramadhan Usai Setia Mendampingi Perjuangan Dakwah Rasulullah
Ilustrasi kisah wafatnya Khadijah binti Khuwailid pada bulan Ramadhan. (Foto: Istimewa/Okezone)
A
A
A

Khadijah tidak membenarkan hal tersebut. Bukan pula penyesalan akan kekayaan yang telah habis, melainkan perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam di jalan Islam.

"Wahai Rasulullah, sekiranya nanti aku mati sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, sekiranya engkau hendak menyeberangi lautan, sekiranya engkau hendak menyeberangi sungai, namun engkau tidak memperoleh rakit ataupun jembatan, maka galilah lubang kuburku, ambilah tulang-belulangku. Jadikanlah sebagai jembatan engkau menyeberangi sungai itu supaya engkau bisa berjumpa dengan manusia dan melanjutkan dakwahmu. Ingatkan mereka tentang kebesaran Allah. Ingatkan mereka kepada yang hak. Ajak kepada Islam wahai Rasulullah," kata Khadijah.

Wafatnya Khadijah

Tiga tahun sebelum Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam hijrah ke Kota Madinah, Khadijah binti Khuwailid meninggal pada hari ke-11 bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian. Khadijah wafat dalam usia 65 tahun yang saat itu usia Nabi Muhammad berumur 50 tahun.

Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam merasakan sedih luar biasa ketika Khadijah mengembuskan napas terakhir di pangkuannya. Semua orang yang berada di sana menangis termasuk dengan Nabi Muhammad.

Tahun tersebut dikenal sebagai 'amul huzni (tahun kesedihan) dalam perjalanan hidup Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam karena dua orang yang dicintainya telah berpulang, yakni sang istri Khadijah dan pamannya Abu Thalib.

Wallahu a'lam bisshawab

(Hantoro)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita muslim lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement